Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

2 Orang Utan Masuk Kebun Karet Warga Karena Kesulitan Makanan di Habitat

1196
×

2 Orang Utan Masuk Kebun Karet Warga Karena Kesulitan Makanan di Habitat

Share this article
2 Orang Utan Masuk Kebun Karet Warga Karena Kesulitan Makanan di Habitat
Orang utan (Pongo pygmaeus) yang diselamatkan di Kotawaringin Timur. Foto: BKSDA Pos Sampit

Gardaanimalia.com – Dalam satu hari, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dan Orangutan Foundation Indonesia (OFI) menyelamatkan tiga orang utan (Pongo pygmaeus) di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Ketiga orang utan itu berada di dua titik yang berbeda.

“Dua ekor yaitu induk dan anak di Jalan Jenderal Sudirman dan satu ekor orangutan dewasa di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit,” kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Penyelamatan ini dilakukan setelah warga melaporkan keberadaan tiga orang utan di kebun karet warga yang berada di Jalan Jenderal Sudirman kilometer 11. Selama kurang lebih sepekan tim BKSDA melakukan pemantauan tetapi yang terlihat hanyalah dua orang utan yang merupakan induk dan anak.

Pada Minggu (31/1/2021), akhirnya BKSDA bersama OFI menangkap satu induk  orang utan dengan membiusnya sedangkan anaknya digendong. Penyelamatan ini dilakukan di kebun karet.

“Orang utan merusak dan memakan kulit pohon karet karena kesulitan mendapatkan makanan di habitat aslinya,” jelas Muriansyah.

Baca juga: Stasiun Karantina Pertanian Parepare Gagalkan 4 Penyelundupan Sepanjang Januari

Menurut keterangan dari Muriansyah, induk orang utan itu usianya kurang lebih 20 tahun. Beratnya 26 kilogram. Anaknya masih berusia 10 bulan dengan jenis kelamin jantan dan berat tiga kilogram.

Orang utan ketiga yang diselamatkan berada di Desa Lampuyangan, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Orang itu mengalami luka di bagian kepala. Butuh waktu kurang lebih dua jam untuk menangani luka pada kepala satwa itu.

“Lukanya termasuk parah. Tadi dijahit sebanyak sembilan jahitan. Diduga kuat luka bekas senjata tajam,” papar Muriansyah sebagaimana dikutip dari laman Liputan6.

Saat ini ketiga satwa dengan nama ilmiah Pongo pygmaeus itu sudah dibawa ke Pangkalan Bun untuk dapat diobservasi kemudian dilepasliarkan.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments