Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Anak Tapir Mati Diduga Gangguan Pencernaan

720
×

Anak Tapir Mati Diduga Gangguan Pencernaan

Share this article
Tapirus indicus yang dirawat di kandang transit BBKSDA Riau tidak dapat bertahan hidup. | Foto: Go Riau
Tapirus indicus yang dirawat di kandang transit BBKSDA Riau tidak dapat bertahan hidup. | Foto: Go Riau

Gardaanimalia.com – Anak tapir tenuk yang diselamatkan oleh warga Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuansing kini tak dapat bertahan hidup.

Satwa berusia tiga bulan itu mati pada Senin (27/3/2023) usai mendapat perawatan selama empat hari di kandang transit BBKSDA Riau.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kabar sedih ini dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau M. Mahfud, Rabu (29/3/2023) dilansir dari Go Riau.

“Kamis malam, 23 Maret 2023, bayi satwa sampai di Kantor BBKSDA Riau setelah dievakuasi dari Desa Gunung Melintang, Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuansing,” ungkap Mahfud.

Sebelumnya, anak tapir tenuk dengan jenis kelamin betina itu ditemukan warga dalam kondisi tubuh terlihat agak kurus dan terjebak dalam sebuah lubang.

Warga Beri Kental Manis pada Tapir, Harusnya Tak Boleh

Warga sempat amankan hewan dilindungi itu selama satu minggu di rumah. Menurur warga itu, bayi satwa sempat diberi kental manis saat dirawat.

Kemudian, baru warga melapor temuan satwa ke Balai Taman Nasional Tesso Nilo. Informasi itu lalu diteruskan ke BBKSDA Riau. Tim medis yang dapat laporan lantas periksa kondisi satwa.

Satwa ini diterima pihak BBKSDA Riau pada Kamis (23/3/2023). Setelah pemberian nutrisi pengganti ASI dan upaya pemulihan, bayi tapir mati pada Senin (27/3/2023). | Foto: Go Riau
Setelah pemberian nutrisi pengganti ASI dan upaya pemulihan, bayi tapir mati pada Senin (27/3/2023). | Foto: Go Riau

Pemberian susu kental manis mestinya tak boleh sebab kadar gula terlalu tinggi. Dari hal itu, diduga mulai ada gangguan pencernaan.

Setelah tinggal di kandang transit, diet pakan segera diubah. Namun, pada Minggu (26/3/2023), mamalia itu mulai memperlihatkan gejala turun nafsu minum susu hingga Senin pagi.

Tim medis lekas kasih perawatan intensif, salah satunya dengan beri cairan infus. Akan tetapi, bayi tapir sudah mengembuskan napas terakhir, Senin (27/3/2023) pukul 11.45 WIB.

“Tim medis segera melakukan nekropsi dengan hasil diduga penyebab kematian karena infeksi saluran pencernaan (gastroenteritis) dan infeksi hepar,” terang anggota medis Rini.

Ia jelaskan bahwa penyakit itu bisa karena adanya penurunan imunitas, utamanya pada bayi yang tidak menerima asupan ASI dari sang induk.

Terlebih, tambah Rini, stres menyebabkan penyakit mudah menyerang dan sistem pencernaan terganggu, termasuk pada organ hati.

Jasad hewan dengan nama latin Tapirus indicus itupun lalu dikubur di areal kandang transit.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments