Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Binturong yang Terluka Kini Telah Diamankan BKSDA Sumbar

1716
×

Binturong yang Terluka Kini Telah Diamankan BKSDA Sumbar

Share this article
Serah terima satu ekor binturong dari Damkar Tanah Datar kepada BKSDA Sumbar melalui Resort Tanah Datar. | Foto: Tribun Padanng
Serah terima satu ekor binturong dari Damkar Tanah Datar kepada BKSDA Sumbar melalui Resort Tanah Datar. | Foto: Tribun Padang

Gardaanimalia.com – Seekor binturong (Arctictis binturong) yang diserahkan Dinas Pemadam Kebakaran Tanah Datar, kini telah diamankan oleh BKSDA Sumatera Barat melalui Resort Tanah Datar, Kamis (11/10).

Menurut pengakuan Iskandar Sagita, Kabid Satpol PP dan Damkar Tanah Datar, warga melaporkan adanya binturong yang masuk ke permukiman sekitar pukul 23.00 WIB pada Rabu (10/10).

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Kita mendapatkan laporan dari warga Jorong Sijangek, Nagari Simpuruik, Kecamatan Sungai Tarab, bahwa ada hewan binturong atau di sini biasa disebut Tambun Ijuak yang berkeliaran di sekitar rumah warga. Hewan ini cukup membuat warga cemas,” jelasnya, Kamis (11/10) dilansir dari News.klikpositif.

Ketika menerima laporan, petugas damkar pun bergegas menuju lokasi untuk menangkap satwa karnivora berbulu hitam tersebut, dan kemudian membawanya ke Kantor Satpol PP dan Damkar Tanah Datar.

Pada Jumat (12/11), Ardi Andono, Kepala BKSDA Sumbar menyampaikan, satwa langka yang diterima oleh BKSDA Sumbar itu telah dibawa ke Puskesmas Cubadak untuk dilakukan tindakan medis dan observasi, mengutip Tribunpadang.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh drh. Roki Martarika memperlihatkan kondisi binturong tengah mengalami dehidrasi serta ditemukan luka lecet pada kedua tangan, serta perutnya.

Musang berekor panjang dan bertubuh besar ini diketahui berjenis kelamin jantan dengan perkiraan usia 4 tahun.

Mengetahui kondisi satwa tersebut, Ardi mengatakan, saat ini binturong butuh waktu pemulihan. Sehingga pihak BKSDA akan melakukan titip rawat hingga satwa dilindungi itu siap untuk dilepasliarkan ke habitatnya.

Ardi mengatakan bahwa konflik yang dialami satwa dilindungi tersebut disebabkan pengurangan jumlah makanan di habitat mereka sehingga satwa masuk ke permukiman warga.

Adanya buah-buahan di halaman warga juga menjadi pemicu hewan berambut panjang dan kasar ini muncul di pemukiman, tambahnya.

“Binturong, termasuk bangsa Carnivora, yang artinya pemakan daging atau pemangsa. Namun, makanan binturung yang utama adalah buah-buahan yang masak di hutan,” lanjut Ardi Andono.

Seperti yang diketahui, binturong merupakan hewan dilindungi di Indonesia yang mana diatur dalam PermenLHK P106 Tahun 2018. IUCN Red List juga telah menetapkan status konservasi binturong adalah rentan.

Bahkan, dalam kurun waktu 18 tahun terakhir jumlah populasi satwa langka itu diperkirakan mengalami penurunan lebih dari 30% dari total jumlahnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments