Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

BKSDA Sapu Bersih Jerat Usai Kematian Harimau Sumatera

1475
×

BKSDA Sapu Bersih Jerat Usai Kematian Harimau Sumatera

Share this article
Sling yang terkumpul dari kegiatan sapu bersih jerat babi di Jorong Tikalak, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat, Selasa (16/5/2023) pascakematian seekor harimau sumatera. | Foto: PPID KLHK
Sling yang terkumpul dari kegiatan sapu bersih jerat babi di Jorong Tikalak, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat, Selasa (16/5/2023) pascakematian seekor harimau sumatera. | Foto: PPID KLHK

Gardaanimalia.com – BKSDA Sumatra Barat lakukan kegiatan sapu bersih jerat pascakematian harimau sumatera akibat lilitan jebakan babi.

Pembersihan dilakukan di Jorong Tikalak, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat pada hari kematian si kucing belang, Selasa (16/5/2023).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kepala BKSDA Sumatra Barat Ardi Andono sebut beberapa opsi untuk cegah babi hutan, dengan tidak membahayakan satwa bernama latin Panthera tigris sumatrae.

“Seluruh jerat akan diambil dan diganti dengan jerat plastik, pagar bambu, penaburan kotoran harimau, dan mengundang Perbakin untuk cegah adanya babi hutan,” kata Ardi, Jumat (19/5/2023).

Diketahui, harimau terbunuh akibat kena jerat babi yang terbuat dari kawat ban truk Fuso. Jerat tipe ini biasanya dijual di Sumatra Barat dan Jambi.

Harimau Mati Kekurangan Oksigen

Sling dipasang oleh seorang pemilik ladang berinsial M (52), warga Jorong V Tikalak, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Pasaman.

M awalnya terkejut temukan seekor harimau kena jebakan babi di lahannya sekira pukul 09.00 WIB. Segera setelah itu, Ia laporkan keberadaan satwa liar kepada BKSDA Sumatra Barat.

Namun, satwa tak dapat diselamatkan dan dinyatakan mati pukul 11.50 WIB usai sempat ditangani tim WRU BKSDA Sumatra Barat. Jasad satwa lalu dibawa ke Rumah Sakit Hewan di Padang, Sumatra Barat.

Diidentifikasi, predator puncak itu berjenis kelamin betina, berusia sekitar dua tahun dengan lebar tapak kaki sepanjang tujuh sentimeter.

Nekropsi oleh dokter hewan menunjukkan adanya pendarahan pada rongga dada, paru-paru, dan leher. Selain itu, ada indikasi paparan panas matahari yang sangat tinggi dan hipoksia akut.

Akibat lilitan sling, oksigen tidak dapat diedarkan ke tubuh dengan baik. Jantung pun menjadi bekerja lebih berat dan alami pembengkakan.

“Selain dari faktor itu, adanya panas matahari yang berlebih menyebabkan heat stress dan kurangnya oksigen akut dalam tubuh menyebabkan kematian satwa tersebut,” sambung Ardi.

Ada Harimau Lain

Ardi menjelaskan, masih ada satu individu harimau sumatera dengan usia dan ukuran tapak kaki yang serupa di sekitar lokasi kejadian.

Oleh karena itu, BKSDA akan giatkan patroli halau harimau untuk beberapa hari ke depan. Tim juga akan pasang camera trap di sekitar lokasi.

Untuk hindari konflik, BKSDA imbau warga agar tidak bepergian sendiri ke kebun dan lakukan aktivitas pada pukul 09.00 sampai 16.00 WIB.

Masyarakat diminta menghalau dengan bunyi-bunyian, dan segera melapor jika ditemukan indikasi keberadaan harimau.

Terlebih, untuk tidak memasang jerat dengan alasan apa pun. “Karena hal itu dapat bahayakan satwa yang dilindungi sehingga dapat dikenakan sanksi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang KSDAE”.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments