Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Konflik Buaya Kembali Terjadi! BKSDA: Tak Bisa Dipindah, Itu Habitatnya

1257
×

Konflik Buaya Kembali Terjadi! BKSDA: Tak Bisa Dipindah, Itu Habitatnya

Share this article
Ilustrasi buaya muara. | Foto: Sarangib/Pixabay
Ilustrasi buaya muara. | Foto: Sarangib/Pixabay

Gardaanimalia.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menanggapi peristiwa buaya muara yang menerkam seorang anak di tepi Batang Masang, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam.

Ade Putra, Kepala BKSDA Sumatera Barat Resor Agam mengatakan bahwa saat tim gabungan menemukan korban di aliran sungai, anak tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Korban sudah berhasil ditemukan. Posisinya sekitar tiga kilometer dari lokasi awal,” ungkap Ade pada Selasa (18/1) dikutip dari Republika.

Sebelumnya, Ardi Andono, Kepala BKSDA Sumatera Barat juga menyampaikan belasungkawa. “Kami sangat prihatin atas kejadian ini,” tuturnya, Senin (17/1) dilansir dari Harian haluan.

Menindaklanjuti peristiwa itu, langkah antisipasi yang akan dilakukan oleh BKSDA Sumatera Barat adalah segera melakukan pemasangan papan larangan di daerah dekat habitat satwa liar tersebut.

Selain itu, ujar Ardi, pihaknya juga akan segera melakukan imbauan dan memperkuat sosialisasi tentang habitat satwa. Karena menurutnya, kawasan tersebut merupakan tempat tinggal bagi satwa liar tersebut.

“Sungai Batang Masang itu memang habitat buaya. Jadi, buaya tidak bisa serta-merta dipindahkan, karena memang habitatnya di situ,” lanjutnya.

Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa saat ini BKSDA Sumatera Barat sedang mengupayakan untuk membuat suatu kawasan ekosistem esensial untuk satwa air yang berada di Agam tersebut.

“Saat ini sedang kita upayakan untuk membuat kawasan ekosistem esensial untuk buaya yang berada di Agam, semoga mendapat dukungan dari bupati, karena yang menetapkannya bupati,” jelasnya.

Selain itu, Ardi Andono mengatakan bahwa perihal evakuasi satwa liar dilindungi itu adalah langkah terakhir yang akan dilakukan.

“Upaya evakuasi buaya merupakan upaya terakhir yang akan dilakukan, karena saat ini juga tidak ada tempat penampungannya, seluruh Lembaga Konservasi sudah penuh dengan buaya hasil konflik,” imbuhnya.

Saat ini diketahui bahwa BKSDA Sumatera Barat telah mencatat ada sebanyak 7 kali konflik buaya yang terjadi di sepanjang tahun 2021, dan 5 kasus di antaranya terjadi di Sungai Batang Masang, Agam.

5 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments