Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Cari Makan ke Permukiman, Macan Tutul Dihalau ke Hutan

1050
×

Cari Makan ke Permukiman, Macan Tutul Dihalau ke Hutan

Share this article
Ilustrasi macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Foto: Conservation International/BBKSDA Jawa Barat/Rawayan
Ilustrasi macan tutul jawa (Panthera pardus melas). | Foto: Conservation International/BBKSDA Jawa Barat/Rawayan

Gardaanimalia.com – Macan tutul (Panthera pardus melas) kembali muncul di Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Kasi Pemerintahan Desa Cikupa, Jajang Nurdia mengatakan, bahwa konflik satwa liar yang diduga karena kekurangan pakan tersebut bukan kali pertama terjadi di desanya.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Empat kali yang ditangkap. Kalau terornya memang sudah sering. Hampir setiap tahun ada. Kemungkinan macan ini mencari makan ke permukiman karena di atas (gunung) persediaan makannya sedikit,” ujarnya, Kamis (7/7) dilansir dari Detik.

Sementara, Jajang menjelaskan, kemunculan sang macan kali ini mengakibatkan adanya hewan ternak warga yang menjadi mangsanya.

“Kalau kejadian teror macan yang sekarang yang dimangsa ayam dan kalkun. Kalau sebelumnya itu kambing juga dimangsa,” kata Jajang.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ungkap Jajang, pihaknya telah bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melakukan penghalauan.

“Untuk penanganannya, kami bersama BKSDA melakukan pengusiran dengan membunyikan suara-suara, termasuk menggunakan senapan,” paparnya.

Fungsional BKSDA Wilayah III Ciamis, Dede Nurhidayat pun membenarkan adanya konflik macan tutul di Desa Cikupa. Pihaknya langsung turun ke lapangan usai menerima laporan dari masyarakat.

“Kami langsung melakukan upaya-upaya, pertama sosialisasi ke masyarakat. Kemudian melakukan penghalauan agar macan kembali ke habitatnya,” terang Dede, Kamis (7/7).

Tak hanya itu, ia menyebut, pihaknya juga akan melakukan pemagaran yang bertujuan untuk membatasi antara habitat macan dengan permukiman warga.

“Pemagaran juga akan kami lakukan, untuk kapannya menunggu atasan. Tapi sudah direncanakan pemagaran,” kata Dede.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk waspada dan hati-hati saat beraktivitas di kebun. Kemudian, bagi warga yang memiliki hewan ternak agar memperkuat konstruksi kandang sehingga tidak mudah dirusak oleh macan.

“Memang kebetulan sering turun di lokasi itu. Namanya satwa jadi daya jelajahnya luas dan mobile. Punya teritori sendiri jadi beberapa tempat beberapa waktu turun,” pungkasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments