Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Diduga Diburu, Hiu Tutul Mati Mengenaskan

1685
×

Diduga Diburu, Hiu Tutul Mati Mengenaskan

Share this article
Ikan hiu tutul mati terdampar. | Foto: Hiskia Andika Weadcaksana/ SuaraJogja
Ikan hiu tutul mati terdampar. | Foto: Hiskia Andika Weadcaksana/SuaraJogja

Gardaanimalia.com – Seekor ikan hiu tutul ditemukan mati terdampar di muara Sungai Bogowonto, Pantai Congot, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (26/7).

“Kita cek di TKP memang betul ada hiu tutul besar, kita evakuasi pagi tadi sudah dikuburkan,” kata Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulon Progo, Aris Widiatmoko, Rabu (27/7).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Dia mengatakan, proses evakuasi melibatkan petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY dalam melakukan analisa penyebab kematian terhadap satwa tersebut.

Kepala Resort KSDA Kulon Progo, Purwanto menyebut, hasil pemeriksaan sementara pada bangkai satwa ditemukan luka berupa lubang seukuran jari orang dewasa di tubuh bagian kanan hiu.

Akan tetapi, dia tak ingin berspekulasi terkait apakah luka disebabkan perburuan. “Ini lebih detailnya ini masih menunggu hasil lab autopsi dari hewan,” ucapnya.

Menanggapi kejadian itu, personel Polhut BKSDA DIY, Gunadi menyebut, luka tembakan yang didapati di tubuh satwa tersebut bisa diproses secara hukum.

Penembakan itu sudah bisa disangkakan dengan dugaan pelanggaran UU Nomor 5 Tahun 1990. “Penembakan hiu itu bisa dijerat pasal perburuan satwa liar,” ucapnya, Rabu (27/7).

Walaupun sementara ini, ungkapnya, luka tembak itu diduga bukan penyebab utama kematian ikan hiu bernama ilmiah Rhincodon typus tersebut.

“Dugaan sementara kematian hiu bukan karena tembakan itu, karena lubang bekas tembakan hanya sedalam 2-3 cm dari ketebalan dagingnya yang mencapai 50 cm,” ujarnya.

Akan tetapi, apabila benar ikan hiu mati lantaran diburu, ada kemungkinan pelakunya adalah perusahaan berskala besar yang memiliki peralatan canggih berburu ikan berukuran besar.

“Kalau pemancing dan nelayan yang kecil-kecil sepertinya tidak mungkin, karena itu jelas butuh kapal yang besar, bukan kapal kecil-kecil,” ungkapnya.

Namun saat ini, ujar Gunadi, pihaknya belum bisa menduga siapa penembak hiu tutul, satwa yang masuk dalam daftar merah berdasarkan data IUCN dengan status rentan.

“Kalau nelayan yang biasa beroperasi di pesisir selatan Yogyakarta sepertinya tidak mungkin, mereka tak memiliki peralatan pendukung dan alat tembak untuk berburu hiu seperti itu,” sebutnya.

Alat tembak yang digunakan pada hiu itu sejenis perangkat yang menggunakan peluru seperti busur atau tombak dengan ujung berupa jangkar atau pengait untuk menarik tubuh ikan hiu ke daratan.

Dia menambahkan, bahwa pelaku penembakan tersebut gagal menangkap mamalia itu karena cukup agresif sehingga ikan hiu lolos. Meski demikian, satwa akhirnya tetap mati dan usai dicek bagian organ hatinya mengalami kerusakan.

Gunadi menduga perburuan liar dilakukan karena beberapa komponen organ hiu berharga mahal. “Biasanya dalam perburuan seperti hiu ini yang diincar siripnya karena paling laku meski harganya mahal,” pungkasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments