Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Diduga Habitat Terganggu, Konflik Buaya Makan Korban Jiwa

496
×

Diduga Habitat Terganggu, Konflik Buaya Makan Korban Jiwa

Share this article
Seekor buaya yang diduga konflik dengan warga bernama Zainal Bin Tahar diamankan oleh Basarnas. | Foto: Antara/HO-Basarnas Pekanbaru
Seekor buaya yang diduga konflik dengan warga bernama Zainal Bin Tahar diamankan oleh Basarnas. | Foto: Antara/HO-Basarnas Pekanbaru

Gardaanimalia.com – Dua petani sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti diduga berkonflik dengan buaya dalam dua hari berturut-turut. Keduanya ditemukan pada Senin (26/12) dengan anggota tubuh sudah tidak lengkap.

Kepala BBKSDA Riau, Genman S. Hasibuan menyatakan bahwa maraknya interaksi negatif antara manusia dan hewan melata ini merupakan akibat dari gangguan habitat buaya.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Berdasarkan pengamatan tim di lapangan, ada pengolahan dari sagu yang membuang limbah ke dalam sungai yang mengganggu habitat buaya yang ada di sana,” terangnya, Selasa (27/12).

Perisitwa konflik pertama terjadi pada Sabtu (24/12/2022) di Sungai Suir Kiri, Desa Lukun, Kecamatan Tebingtinggi Timur.

Korban bernama Slamet Ma’arif (37), warga Desa Kriting, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen. Slamet ditemukan pada Senin pagi, 1,5 kilometer dari lokasi kejadian dengan kondisi kedua tangan terputus.

“Korban ditemukan dalam kondisi tertelungkup dengan pakaian masih utuh,” ucap Kepala Basarnas Pekanbaru, I Nyoman Sidakarya (26/12).

Kronologi kejadian dikabarkan oleh Kepala Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti, Yoffi Arianto. Ia menerangkan bahwa korban hilang ketika menaikkan tual sagu ke atas kilang.

Sebelum korban ditemukan, warga yang geram menangkap buaya yang dianggap memangsa warga dengan menggunakan jasa pawang.

Mereka memilih untuk membuka perut buaya, walaupun pawang sudah memberi tahu bahwa buaya itu bukan pemangsanya. Setelah dibuka, ternyata perut buaya tersebut kosong.

Lebih 10 Konflik Satwa Liar Terjadi di Kabupaten Meranti

Peristiwa kedua terjadi pada Minggu (25/12/2022) sore yang menimpa seorang perakit kilang sagu bernama Zainal Bin Tahar (50) di Sungai Desa Pengayun, Kecamatan Rangsang.

Kapolsek Rangsang, Iptu AGD Simamora mengatakan bahwa peristiwa terjadi ketika korban sedang mengikat tual sagu.

Sebelumnya, korban bersama tiga rekannya melihat seekor buaya mengikuti mereka pada pukul 13.00 WIB ketika sedang membawa tual sagu ke hilir sungai.

Pada pukul 16.00 WIB, salah satu rekannya, Ramli, turun dari kapal untuk mengikat tual. Korban langsung menyusul turun dan ketika itulah Ramli mendengar korban berteriak minta tolong.

“Ketika Ramli melihat ke arah belakang, korban sudah tidak ada,” ungkap Simamora.

Korban ditemukan pada Hari Senin dengan kondisi tak bernyawa dan kedua kaki terputus. Peristiwa serupa bukan pertama kali terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Setidaknya sebelas kejadian konflik dengan buaya tercatat sejak tahun 2017 di kabupaten ini. Mayoritas korban merupakan pekerja sagu atau nelayan yang kerap beraktivitas di sungai.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments