Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Enam Kukang Sumatera Kembali ke Alam Bebas

1241
×

Enam Kukang Sumatera Kembali ke Alam Bebas

Share this article
Kukang sumatera bernama ilmiah Nycticebus coucang dilepasliarkan di kawasan hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi, Lampung. | Foto: Dok. BKSDA Jabar
Kukang sumatera bernama ilmiah Nycticebus coucang dilepasliarkan di kawasan hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi, Lampung. | Foto: Dok. BKSDA Jabar

Gardaanimalia.com – Sebanyak enam ekor kukang sumatera (Nycticebus coucang) dilepasliarkan di kawasan hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi, Lampung.

Satwa yang dilepasliarkan oleh Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat tersebut merupakan kukang yang diselamatkan dari kasus pemeliharaan satwa liar oleh masyarakat.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kepala BBKSDA Jawa Barat, Hendra Wijaya mengatakan, bahwa satwa telah menjalani proses pemulihan di salah satu pusat rehabilitasi di Bogor.

“Keenam kukang yang dilepasliarkan telah menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Satwa Yayasan IARI (Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia) Ciapus, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,” ucapnya, Kamis (28/7).

Lokasi pelepasliaran satwa itu dipilih setelah melakukan proses survei. Alasan mengapa akhirnya kawasan hutan KPHL Batutegi yang ditetapkan, karena lokasi tersebut dinilai memenuhi persyaratan.

Hutan tersebut memiliki karakteristik habitat, berupa hutan campuran, hutan dataran rendah dengan gugus perbukitan yang mempunyai struktur dan komposisi yang beragam.

Kawasan yang berada pada ketinggian 200-1.700 mdpl itu mempunyai ketersediaan pakan melimpah, seperti tumbuhan kaliandra merah, tepus, meranti, suren, dan tumbuhan herba lainnya.

Di sana juga dapat ditemukan serangga, reptil dan burung kecil yang merupakan pakan kukang. Kemudian, populasi kukang yang stabil dan sering dijumpai, serta tingkat gangguan dan ancaman yang rendah pun menjadikan kawasan itu tepat untuk pelepasliaran satwa.

“Kami berharap satwa ini akan beradaptasi dengan baik di habitatnya di kawasan Hutan Lindung Batutegi serta berkembang biak di masa depan,” ungkapnya.

Sementara, Direktur Program Yayasan IARI, Karmele Llano Sanchez mengatakan, keenam Nycticebus coucang yang dikembalikan ke habitat alami, terdiri dari 3 ekor jantan dan 3 ekor betina.

“Yang betina 3 ekor yaitu Tigan, Murphy, dan Anjay. Sedangkan yang jantan ada 3 ekor, yaitu Sukhoi, Lulu, dan Terserah,” ujar Karmele.

Dia menjelaskan, tiga ekor kukang berasal dari kasus pemeliharaan satwa liar oleh masyarakat. Sedangkan, tiga ekor lainnya merupakan hasil perawatan dan rehabilitasi sejak bayi.

Karmele memberikan apresiasi atas dukungan dari pemerintah, utamanya BBKSDA Jawa Barat, BKSDA Bengkulu dan KPH Batutegi Lampung.

“Semoga makin banyak pihak-pihak pemerintah dan masyarakat bisa terlibat dalam kegiatan semacam ini,” imbuhnya. Ia juga berharap, kelestarian hutan dan alam terus terjaga, sehingga semakin banyak rumah untuk satwa-satwa liar.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments