Gardaanimalia.com – Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Khairul Zaman, mengatakan bahwa Kabupaten Bener Meriah dan Takengon sering menjadi tempat perburuan liar satwa langka.
“Dari hasil informasi yang kita dapat dari teman-teman di gakkum serta LSM, Bener Meriah dan Takengon ini merupakan daerah incaran pemburu satwa langka dan dilindungi,” jelas Khairul.
Ia menyebutkan dua daerah tersebut rawan akan perburuan liar karena memiliki banyak fauna yang harga jualnya fantastis baik di pasar gelap nasional maupun internasional. Sebut saja gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis), kucing emas (Catopuma temminckii), burung rangkong (Bucerotidae), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan trenggiling (Manis javanica).
Baca juga: BKSDA Aceh Lepasliarkan Harimau Suro di Taman Nasional Gunung Leuser
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Bener Meriah, Dailami, berjanji akan segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar pengawasan terhadap masyarakat yang keluar masuk hutan diperkuat.
“Kekayaan fauna di Bener Meriah juga merupakan aset kekayaan nasional yang harus dilestarikan untuk generasi berikutnya,” ungkap Dailami.
Ia juga mengatakan akan memberi edukasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi maraknya perburuan satwa dilindungi di Bener Meriah.
“Kita semua harus menjaganya (satwa) agar tidak punah. Kami juga akan terus mengedukasi masyarakat agar menjaga dan melindungi satwa liar,” katanya.