Gardaanimalia.com – Kabar gembira datang dari dua individu orang utan yang sempat menjalani rehabilitasi di Wildlife Rescue Centre (WRC) Yogyakarta. Ucokwati yang berusia 17 tahun dan anaknya Mungil yang berusia tujuh tahun, kini sedang dipersiapkan untuk kembali ke habitat aslinya. Kedua satwa dilindungi itu telah tiba di pusat rehabilitasi orang utan (Centre for Orangutan Protection) COP yang bernama Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA) di Berau, Kalimantan Timur pada Sabtu (10/4/2021).
Ucokwati dan Mungil sebelumnya diterbangkan dari Yogyakarta pada Kamis (8/4/2021) menggunakan pesawat udara menuju Bandar Udara Soekarno Hatta. Perjalanan berlanjut pada esok harinya menuju ke Balikpapan, lalu ke Berau dengan menempuh perjalanan darat.
Berbagai persiapan sebelum keberangkatan telah dilakukan untuk menjamin kesiapan satwa, baik dari segi administrasi maupun tes kesehatan yang dilakukan bersama dengan mitra Wildlife Rescue Centre (WRC), Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) dan Centre for Orangutan Protection (COP).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta, Untung Suripto, yang juga mengikuti proses translokasi orang utan WRC menyampaikan, ini adalah kali pertama translokasi orang utan dari WRC ke Kalimantan Timur. Saat ini masih tersisa lima individu orang utan yang direhabilitasi di WRC. Nantinya perawat satwa akan menstimulasi Ucokwati dan Mungil agar mendapat insting liarnya di sekolah hutan.
Baca juga: 6 Spesies Penyu Dilindungi yang Tidak Boleh Ditangkap Apalagi Dikonsumsi
“Kedua orang utan tersebut dikenal sangat agresif terhadap manusia, dan ini poin yang bagus. Selanjutnya, tugas perawat satwa untuk mentsimulasi keduanya untuk mendapatkan insting liar dengan bergabung ke sekolah hutan dan mendapat kesempatan mengekplorasi diri di pulau pra pelepasliaran,” tutur Widi Nursanti, Manajer BORA.
Sementara Manajer WRC, Reza Dwi Kurniawan, menjabarkan bahwa orang utan Ucokwati sebelumnya dievakuasi oleh BKSDA Jawa Tengah bersama COP dari sebuah restoran di Solo pada oktober 2011 silam.
“Waktu itu Ucokwati bersama dengan satu orang utan lagi bernama Joko. Karena keterbatasan fasilitas kandang di WRC Yogyakarta pada saat itu, kami menyatukan mereka dalam satu kandang dan Ucokwati hamil tidak lama kemudian. Mungil merupakan anak dari Ucokwati yang lahir pada Mei tahun 2013,” kata Reza.
Atas program translokasi ini, Kepala BKSDA Yogyakarta, M. Wahyudi, berharap kedua orang utan tersebut dapat dilepasliarkan di habitatnya.