Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Kabar Baik! Kelahiran Anak Gajah Tambah Populasi Satwa di TNWK

921
×

Kabar Baik! Kelahiran Anak Gajah Tambah Populasi Satwa di TNWK

Share this article
Seekor anak gajah sumatra bernama Yongki lahir di Pusat Latihan Gajah (PLG) Balai Taman Nasional Way Kambas, Sumatra. | Foto: Dok. PPID KLHK
Seekor anak gajah sumatra bernama Yongki lahir di PLG Balai Taman Nasional Way Kambas, Sumatra. | Foto: Dok. PPID KLHK

Gardaanimalia.com – Seekor gajah sumatra lahir dengan selamat di Pusat Latihan Gajah (PLG) Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

Bayi gajah berjenis kelamin jantan ini lahir sekira pukul 01.30 WIB dari seekor induk bernama Suli. Kabar baik ini disiarkan melalui rilis KLHK, pada Rabu (12/4/2023).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Menteri LHK Siti Nurbaya sangat apresiasi berita kelahiran satwa dilindungi itu. Siti Nurbaya pun kasih nama Yongki pada anak gajah.

Yongki lahir pada Sabtu (8/4/2023), dengan berat badan 55 kilogram, tinggi bahu 68 sentimeter, dan lingkar dada 90 sentimeter, serta kondisi normal.

Kepala Balai TNWK Kuswandono sebut bahwa Yongki adalah kelahiran keempat bagi induk Suli yang saat ini telah berusia 34 tahun.

Vitamin serta pakan tambahan juga sudah diberikan kepada Suli untuk memulihkan kondisi dan menambah kualitas air susunya.

Tak lama setelah Suli beranak, tim medis Rumah Sakit Gajah PLG-Balai TNWK segera lakukan pemantauan intensif terhadap anak dan induk tersebut.

Hal itu guna memastikan kondisi kedua satwa sehat. Dari hasil pantauan, beberapa jam setelah itu sang bayi langsung bisa menyusu dan induk tampak sehat.

Kehadiran Yongki tambah populasi gajah yang ada di PLG. Pengelolaan PLG di TNWK juga terus dilakukan secara intensif dan berkualitas dengan mengedepankan wisata edukasi dan konservasi berbasis satwa.

“Semoga kelahiran ini akan memberi semangat baru dalam pelestarian gajah sumatra dan semakin mendukung peningkatan fungsi PLG menjadi sarana konservasi gajah yang efektif,” tutur Kuswandono.

Status Gajah Terancam Punah

Seperti diketahui, Elephas maximus sumatranus adalah salah satu satwa dilindungi. Hal ini diatur UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

IUCN pada 2011 menetapkan status konservasi satwa endemik Pulau Sumatra ini ke dalam kategori critically endangered (CR), yakni satwa diambang kepunahan.

Berdasarkan survei pada 2000, tersisa sekitar 2.000 hingga 2.700 ekor gajah liar di alam. Sebesar 65 persen populasi satwa liar itu lenyap akibat dibunuh manusia, dan 30 persen di antaranya kemungkinan dibunuh dengan cara diracun.

Tak hanya itu, sekitar 83 persen habitatnya telah beralih fungsi menjadi perkebunan akibat agresifnya perambahan.

Mamalia terbesar di Indonesia ini dapat punya bobot tubuh mencapai 6 ton dan tumbuh setinggi 3,5 meter pada bahu.

Namun, Elephas maximus sumatranus aadalah subspesies gajah asia yang memiliki postur tubuh lebih kecil dibandingkan gajah Afrika dan India.

Masa kehamilan satwa liar itu adalah sekitar 22 bulan. Sementara, rata-rata umurnya dapat mencapai 70 tahun.

Dikenal sebagai satwa cerdas, herbivora ini rupanya memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan mamalia lain, beratnya bisa mencapai sekitar lima kilogram.

Telinga yang cukup besar membantu satwa itu mendengar dengan baik dan dapat berfungsi untuk mengurangi panas tubuh.

Di sisi lain, belalai satwa sebagai organ khas adalah modifikasi antara bibir atas dan hidung yang digunakan untuk dapat makanan dan air.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments