Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Kawanan Gajah Melintas di Jalur Jelajah, Rumah Warga Rusak

826
×

Kawanan Gajah Melintas di Jalur Jelajah, Rumah Warga Rusak

Share this article
Suasana lokasi setelah dilintasi oleh kawanan gajah sumatra liar. | Sumber: NOA/HO-Warga
Suasana lokasi setelah dilintasi oleh kawanan gajah sumatra liar. | Sumber: NOA/HO-Warga

Gardaanimalia.com – Kawanan gajah liar melewati jalur jelajah di Dusun Karta Raharja, Desa Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, Senin (17/6/2024).

Akibat perlintasan gajah sekitar pukul 01.00 WIB tersebut, sejumlah rumah dan perkebunan warga Dusun Karta Raharja mengalami kerusakan.

Kapolsek Serbajadi AKP Sudirman menjelaskan, tiga rumah warga rusak dan berbagai jenis tanaman kebun tak luput dari sasaran satwa langka tersebut.

Ketiga rumah itu milik warga Rukiah (52), Rahman (50) dan Ilyas Bin Ahmad (69). Akan tetapi, Sudirman juga mengonfirmasi bahwa kejadian tak menimbulkan korban.

“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kerugian yang ditimbulkan mencapai puluhan juta rupiah,” ujarnya, Selasa (18/6/2024) dilansir dari NOA.co.id.

Setelah itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Wilayah III dan Forum Konservasi Leuser (FKL).

Bersama-sama warga, tim lalu menghalau kawanan gajah agar kembali ke hutan atau habitat alaminya.

Adanya interaksi negatif tersebut, Sudirman juga mengingatkan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan agar tidak melakukan perburuan liar.

“Selain akan berdampak pada keseimbangan ekosistem alam, perburuan liar melanggar hukum dan sanksinya adalah pidana lima tahun penjara,” tandasnya.

BKSDA Aceh Sebut Konflik Dekat Habitat Gajah

Sementara, Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata menyampaikan bahwa tim lapangan di Resor Eksitu Langsa sudah turun dan melakukan pendampingan, serta upaya mitigasi.

Menurut Ujang Wisnu, penyebab kawanan gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis) masuk permukiman adalah sifat alaminya.

“Gajah secara naluriah akan melewati jalur jelajahnya,” ujarnya kepada Garda Animalia, Rabu (19/6/2024).

Dia mengungkapkan, hasil pengamatan di lapangan terdapat areal perkebunan sawit yang tidak terawat. “Khususnya di areal PT Agro Bumi Niaga dan PT 66, yang dekat dengan areal permukiman”.

Selain itu, Ujang Wisnu mengatakan bahwa lokasi konflik atau kawasan padat penduduk itu berada sangat dekat dengan wilayah jelajah gajah-gajah liar.

Saat ditanya terkait kondisi habitat gajah sumatra di lokasi tersebut, Ujang Wisnu menjelaskan bahwa dijumpai kebun-kebun sawit di areal jelajah gajah.

“⁠Kondisi areal jelajah dijumpai kebun-kebun dengan komoditi sawit, baik oleh perkebunan maupun masyarakat, serta sebagian tidak terawat,” terangnya.

Dia juga menyampaikan, saat ini belum dapat dipastikan bahwa terganggunya habitat menjadi faktor utama keluarnya gajah dari habitat.

“Tentunya ini perlu kajian. Yang jelas perlu manajemen komoditi pada jalur jelajahnya,” ungkap Ujang Wisnu.

Pihaknya terus berupaya melakukan upaya-upaya mitigasi, baik secara insidental melalui penggiringan atau penghalauan maupun hal lainnya.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, upaya lainnya itu seperti membangun sinergitas dengan para pihak, kerja sama dengan mitra, serta sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Ujang Wisnu menambahkan bahwa penanganan konflik satwa liar tidak ada solusi tunggal. Pola penanganan harus multisektor secara sinergis dan kolaboratif.

“[Ini sebagai bentuk] implementasi Inpres 01/2023 tentang Pengarusutamaan Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan,” tutupnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments