Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Kelompok Masyarakat Sukses Lepasliarkan 1.800 Penyu

1388
×

Kelompok Masyarakat Sukses Lepasliarkan 1.800 Penyu

Share this article
Anak penyu sisik yang menetas di Beo Lejong Penyu. | Foto: beolejongpenyu/Instagram
Anak penyu sisik yang menetas di Beo Lejong Penyu. | Foto: beolejongpenyu/Instagram

Gardaanimalia.com – Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bangko Bersatu berhasil melepasliarkan sekitar 1.800 penyu ke Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu.

Pelepasliaran satwa laut tersebut dilakukan dari rentang waktu 2017 sampai 2022. Di mana, Pokmaswas Bangko Bersatu mengaku, itu adalah bentuk komitmen mereka.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Melepasliarkan penyu adalah bentuk komitmen kami untuk mendukung pelestariannya,” ungkap Fadil Mubaraq, anggota Pokmaswas Bangko Bersatu, Minggu (8/1/2023).

Ia menceritakan, Pokmaswas di Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ini berdiri pada 2017.

Sejak saat itu, mereka melakukan berbagai upaya pelestarian penyu. Di antaranya, penangkaran, pelepasliaran, serta edukasi dan sosialisasi tentang satwa dilindungi tersebut.

Upaya penyelamatan kura-kura laut oleh kelompok ini pertama kali dilakukan pada 9 Mei 2017. Sepanjang tahun tersebut mereka sukses melepasliarkan 676 ekor tukik ke TNP Laut Sawu.

Pelepasliaran 422 ekor tukik di Pantai Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Lembor Selatan dalam rangka HUT Republik Indonesia ke-77 dan Hari Konservasi Alam Nasional 2022. | Foto: fadil_mubaraq97/Instagram
Pelepasliaran 422 ekor tukik di Pantai Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Lembor Selatan dalam rangka HUT Republik Indonesia ke-77 dan Hari Konservasi Alam Nasional 2022. | Foto: fadil_mubaraq97/Instagram

Tak hanya itu, kelompok yang dibentuk oleh TNP Laut Sawu ini juga mendukung upaya-upaya pemantauan populasi penyu dan budi daya mangrove.

Dia mengatakan, bahwa proses edukasi serta penyuluhan kelestarian satwa laut oleh pihaknya tersebut juga membuahkan hasil. Sebelumnya, warga mengambil telur dan menangkap penyu untuk dijual ataupun dikonsumsi.

Namun, hal itu sudah tidak terjadi lagi. Fadil menjelaskan, warga kini telah memahami pentingnya usaha konservasi alam bagi kehidupan.

“Karena alam dan manusia bergantung satu sama lain. Jadi, kami wajib untuk menjaga alam, agar alam tetap bisa menjaga kita,” ujarnya yang juga Ketua Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK).

Kaum Muda Lestarikan Penyu lewat Kampanye

Ratusan tukik dilepasliarkan di Pantai Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Lembor Selatan dalam rangka Hari Konservasi Alam Nasional 2022. | Foto: fadil_mubaraq97/Instagram
Ratusan tukik dilepasliarkan di Pantai Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Lembor Selatan dalam rangka Hari Konservasi Alam Nasional 2022. | Foto: fadil_mubaraq97/Instagram

Kaum muda yang tergabung dalam IPPK pun turut mengambil peran dalam upaya pelestarian penyu yang dilakukan oleh Pokmaswas Bangko Bersatu, kata Fadil.

Mereka berperan dalam mengampanyekan upaya pelestarian hewan bercangkang ini di sosial media. Selain itu, mereka juga membangun pusat pelestarian yang disebut Beolejongpenyu.

“Kami sudah berkomitmen untuk menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah percontohan pelestarian penyu di daratan Flores dan Indonesia,” ucap Fadil.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments