Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Kenali Ciri Burung Nuri yang Tidak Boleh Dipelihara dan Diperdagangkan

7540
×

Kenali Ciri Burung Nuri yang Tidak Boleh Dipelihara dan Diperdagangkan

Share this article
nuri bayan
nuri coklat
nuri aru
nuri kelam
Kenali Ciri Burung Nuri yang Tidak Boleh Dipelihara dan Diperdagangkan
Nuri Bayan (Ecletus roratus). Foto: Flickr/Snowmanradio

Gardaanimalia.com – Nuri kepala hitam atau kasturi kepala hitam (Lorius lory) merupakan salah satu jenis burung paruh bengkok yang cukup sering dijumpai baik dalam perdagangan di media sosial maupun di pasar burung. Mungkin ada yang bertanya apakah burung nuri kepala hitam dilindungi? Jawabannya iya. Burung kasturi kepala hitam dilindungi oleh Peraturan Menteri LHK No. P106 tahun 2018  tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.

Tidak sendiri, masih ada burung paruh bengkok lain yang juga masih sering diperdagangkan meski aturan tentang perlindungannya sudah jelas ditetapkan. Berikut adalah beberapa hewan langka jenis burung nuri yang dimaksud.

pariwara
usap untuk melanjutkan

1. Nuri Bayan (Ecletus roratus)

Kenali Ciri Burung Nuri yang Tidak Boleh Dipelihara dan Diperdagangkan
Nuri Bayan (Ecletus roratus). Foto: Wikipedia

Nuri bayan memiliki ukuran tubuh yang relatif sedang antara 35 sentimeter sampai 42 sentimeter dengan bobot 355-615 gram. Nuri bayan jantan dan betina memiliki warna tubuh yang berbeda. Pada burung jantan, tubuhnya didominasi warna hijau serta terdapat warna merah di bagian kedua sisi perut dekat sayapnya. Pada bagian sisi bawah sayap, kaki, dan ekor memiliki campuran warna biru, hitam, dan sedikit keabuan. Memiliki paruh berwarna jingga dan paruh bagian bawah hitam mengilap.

Sedangkan nuri bayan betina memiliki warna merah hampir di seluruh bagian tubuhnya. Namun, pada bagian punggung dan keseluruhan sayap berwarna merah kehitaman. Warna biru juga ditemukan pada tubuh nuri bayan betina tepatnya di area tengkuk, pangkal punggung, sisi ujung sayang dan perut. Paruhnya keseluruhan berwarna hitam.

Burung ini memiliki suara yang agak nyaring dan melengking disertai volume suara yang cukup tinggi. Kicauannya cenderung monoton dan agak parau. Makanan burung nuri bayan biasanya biji-bijian serta buah yang didapat dari hutan. Berung ini mencari makan secara berpasangan. Ketika memasuki waktu istirahat mereka akan berkelompok dalam jumlah besar di sarangnya.

Burung betina akan berkembang biak pada bulan Agustus sampai September. Biasanya jumlah telur yang dihasilkan antara dua hingga tiga butir telur dalam sekali musim kawin. Ketika sudah menetas, anaknya akan dirawat secara bergantian oleh burung betina dan jantan.

Nuri bayan menyukai habitat di dataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian 1000 meter di atas permukaan air laut. Di Indonesia, burung ini menghuni hutan di daerah Papua, Kepulauan Maluku, dan Pulau Sumba. Selain itu, nuri bayan juga dapat dijumpai di kawasan Australia, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Status konservasi dari burung nuri bayan menurut IUCN adalah risiko rendah.

2. Nuri Coklat (Chalcopsitta duivenbodei)

Kenali Ciri Burung Nuri yang Tidak Boleh Dipelihara dan Diperdagangkan
Nuri Coklat (Chalcopsitta duivenbodei). Foto: jalaksuren.net

Burung nuri coklat memiliki panjang tubuh sekitar 31 sentimeter dengan berat 200-230 gram. Seperti namanya, tubuh nuri coklat didominasi warna hitam bercampur kuning sehingga terlihat memiliki bulu berwarna coklat. Di bagian ujung kepala dan di dekat paruh bagian bawahnya berwarna kuning. Saat terbang, pada bagian sayap bawah akan tampak bulu yang juga berwarna kuning.

Suara kicauan nuri coklat parau sedikit berirama, mendesis, dan memekik mirip seperti suara nuri aru. Nuri coklat hidup berpasangan atau berada dalam kelompok kecil di hutan dataran rendah lembab subtropis atau tropis. Saat bertengger di dahan, nuri coklat sering terlihat bersama nuri dari spesies lain.

Baca juga: Endangered: Film tentang Perdagangan Ilegal Burung di Indonesia

Musim kawin pada nuri coklat terjadi pada bulan April dengan dua butir telur setiap masa kawin. Telur akan diletakkan pada sarang di batang pohon besar yang tinggi dan dierami selama 24-26 hari.

Persebaran nuri coklat berada di Pulau Papua bagian selatan dan ke barat sampai Teluk Triton dan Teluk Cendrawasih serta di temui di Kepulauan Aru. Memiliki status konservasi risiko rendah menurut IUCN.

3. Nuri Aru (Chalcopsitta scintillata)

Kenali Ciri Burung Nuri yang Tidak Boleh Dipelihara dan Diperdagangkan
Nuri Aru (Chalcopsitta scintillata). Foto: pinterest.com

Nuri aru memiliki panjang tubuh sekitar 32 sentimeter dengan berat 180-245 gram. Burung yang masih memiliki kekerabatan dengan nuri raja papua ini memiliki warna hijau dengan coretan kuning di tubuhnya. Kepalanya berwarna hitan dan ada warna merah di bagian mahkotanya. Terdapat variasi bentuk antar individu pada bagian paha dan ekor. Saat terbang terlihat sayap dalamnya berwarna merah dan hijau. Paruhnya berwarna hitam keseluruhan.

Suara kicauan mirip seperti nuri coklat yaitu parau berirama disertai suara desisan dan memekik baik saat terbang maupun saat bertengger. Makanannya di alam liar berupa nektar bunga dan buah besar ataupun kecil. Terkadang juga nuri aru memakan dedaunan.

Ketika berada di udara, nuri aru sering terlihat melakukan gerakan akrobat. Burung ini hidup di daerah sabana, tepi hutan, perkebunan kelapa, dan hutan mangrove dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan air laut.

Saat musim kawin tiba, nuri aru betina akan meletakkan 2 telurnya di lubang pohon yang tinggi tepatnya pada bulan Februari dan September dan di erami selama 24 hari.

Nuri aru dapat ditemui di kawasan selatan Pulau Papua, dari daerah Port Moresby ke barat sampai Teluk Triton dan Teluk Cendrawasih hingga dapat pula ditemukan di Kepulauan Aru. Burung ini termasuk dalam risiko rendah menurut daftar merah IUCN.

4. Nuri Kelam (Pseudeos fuscata)

Kenali Ciri Burung Nuri yang Tidak Boleh Dipelihara dan Diperdagangkan
Nuri Kelam (Pseudeos fuscata). Foto: australiangeographic.com.au

Nuri kelam memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan tiga nuri yang sebelumnya sudah dibahas. Panjang tubuh hanya sekitar 25 sentimeter dengan berat 140-190 gram. Warna burung ini merupakan campuran antara merah, kuning, dan jingga terang serta adanya warna hitam yang juga cukup mendominasi di beberapa bagian tubuhnya. Paruhnya berawarna jingga tua dan memiliki iris mata berwarna merah.

Burung ini memiliki dua fase warna. Pada nuri kelam remaja memiliki warna yang sedikit lebih kusam dan pada bagian punggung serta pantat berwarna kekuningan. Iris mata di usia remaja juga tidak memilki warna yang tegas, biasanya berwarna kuning keabu-abuan. Perbedaan penampilan luar juga dapat ditemui pada burung jantan dan betina. Burung jantan biasanya memiliki tubuh yang lebih panjang dan ramping dibandingkan betina yang tubuhnya pendek dan bulat. Burung betina warna tubuhnya juga lebih kusam dibandingkan jantan.

Kicauan dari nuri kelam terdengar seperti pekikan keras dan kasar. Makanan dari burung ini yaitu biji-bijian, nektar bunga, buah, dan kuncup daun.

Habitat alaminya adalah hutan dataran rendah lembab subtropis atau tropis, hutan bakau subtropis atau tropis, dan hutan pegunungan lembab subtropis atau tropis. Burung ini hidup di Papua nugini dan Papua Barat serta pulau kecil di bagian barat Papua terutama di Salawati dan Yapen. Status konservasi yang disematkan pada Nuri kelam dari IUCN adalah risiko rendah.

Itulah beberapa nuri yang perdagangannya tidak kalah tinggi dari nuri kepala hitam. Jika menemukan burung-burung tersebut dijual secara ilegal, segera laporkan kepada pihak berwenang.

3.3 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…