Gardaanimalia.com – Berawal dari unggah pribadinya Walikota Medan Bobby Nasution di Instagram resminya @bobbynst, seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dikabarkan mati di Medan Zoo pada Jumat (20/9/2024) pukul 16.30 WIB.
Bobby mengklaim kematian kucing besar berkelamin betina tersebut murni karena faktor usia yang sudah mencapai 23 tahun, biasanya di alam liar hanya 15 tahun.
“Harimau bisa hidup selama 15 tahun, sedangkan di penangkaran satwa karnivora tersebut bisa hidup hingga 20 tahun,” ucapnya.
Namun yang tidak disebutkan, ada faktor lain mengapa Si Manis, nama harimau tersebut, mati di sana. Menurut Dokter Hewan Medan Zoo Muhammad Syah, Si Manis mati karena komplikasi.
“Yang cukup parah juga terjadi benjolan berisi cairan pada hatinya. Jantungnya juga alami penebalan, begitu juga pada ginjalnya,” tulis Syah dalam keterangan tertulisnya.
Syah juga mengaku bahwa pada Mei 2024, Si Manis telah dinyatakan sakit yang cukup parah. Meski perawatan intensif telah diberikan, Panthera Tigris Sumatrae itu hanya bisa bertahan beberapa bulan setelahnya.
Sebelum kematiannya, Syah menjelaskan bahwa Si Manis tidak mau makan daging selama beberapa hari terakhir sebelum kematiannya.
Kabar kematian tersebut lantas viral di sosial meda dan menyulut berbagai kritik dan diskusi. Salah satu yang disoroti adalah kesehatan dan kesejahteraan satwa yang terancam punah tersebut.
Pasalnya, bukan pertama kalinya harimau sumatera itu mati di Medan Zoo.
Tercatat sejak November 2023, sudah lima harimau yang dilaporkan mati di Medan Zoo.
Harimau sumatra bernama Erha mati di Medan Zoo pada (3/11/2023) karena sakit dan tidak mau makan. Harimau lainnya bernama Nurhaliza alias Putri juga menyusul Erha pada (31/12/2023).
Selain itu, dua ekor harimau benggala bernama Avatar dan Wesa pada awal 2024 ditemukan mati akibat penyakit komplikasi yang dideritanya.
Sebelum Manis pada Februari 2024, ada Bintang Sorik yang berusia 13 tahun mati.
Diduga ia terkena penyakit karena rusaknya organ paru-paru, jantung, hati dan ginjal yang telah berlangsung lama.
Kematian mereka diduga karena sakit, yang diperburuk karena 70 persen kondisi kandang di sana tidak sesuai standar.
Krisis keuangan akibat pandemi sempat membuat Medan Zoo tidak memberikan gaji secara penuh kepada pegawai.
Temuan para pemerhati satwa liar juga melaporkan dugaan satwa yang kelaparan, juga hidup dalam kandang sempit dan kotor.
Dengan demikian, harimau yang ada di Medan Zoo sisa tujuh ekor.