Gardaanimalia.com – Sepuluh tahun lalu, mungkin sebagian besar masyarakat masih samar mendengar nama solois pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat ini: Tulus.
Sepuluh tahun lalu pula, ia menelurkan sebuah album kedua bertajuk “Gajah” yang membuat namanya melambung tinggi.
Saya bayangkan sebuah masa kecil yang cukup pelik bagi Tulus. Dengan badan yang sedikit lebih besar dari anak lain, ia menjadi bahan olok-olok. Namun, ternyata olokan tersebut menjadi salah satu anugerah terbesar setelah ia dewasa dan meresapi apa arti gajah bagi dirinya.
“Besar dan berani berperang sendiri, yang aku hindari hanya semut kecil,” tulis Tulus dalam lagunya.
Dengan lirik yang sederhana, tetapi dalam, album dan lagu Gajah kemudian membuat Tulus meraup sembilan nominasi Anugerah Musik Indonesia 2015, enam penghargaan album terbaik, dan mengantarnya ke sejumlah kota untuk membuat konser tunggal.
Lewat lagu ini pula, Tulus menyuarakan hak-hak gajah sumatra. Dalam video musiknya, ia menampilkan kehidupan Yongki, seekor gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Lampung.
Lewat lirik yang ditulis, kita dapat belajar soal bagaimana gajah hidup. Berikut fakta-fakta yang tergambar dari lirik lagu Gajah, karya Tulus.
Setidaknya punya tujuh puluh tahun
Gajah liar dapat hidup sekiranya sampai umur 60 tahun atau setelah gigi terakhirnya tanggal dan tidak bisa makan. Namun, bila sang gajah hidup di penangkaran dan makanannya dihaluskan, ia bisa hidup sampai umur 80 tahun.
Gajah tertua di dunia konon adalah gajah asia bernama Changalloor Dakshayani yang hidup sampai usia 89 tahun.[1]https://southernthailandelephants.org/the-asian-elephant/
Tak bisa melompat, kumahir berenang
Menurut John Hutchinson, seorang profesor evolusi biomekanika di Royal Veterinary College, London, otot kaki gajah cenderung lebih lemah dan tidak memiliki pergelangan kaki yang fleksibel. Bobot tubuh yang amat berat, membuatnya tidak memungkinkan melompat.
Namun, beriringan dengan itu, gajah memiliki daya apung yang tinggi sehingga memungkinkan baginya untuk berenang. Kakinya mampu membuatnya berenang selama enam jam.
Tidak hanya mengapung, ia juga bisa menyelam. Ekornya digunakan sebagai kemudi, belalainya seperti snorkel, dan telinganya yang besar menghalangi air untuk masuk ke dalam.[2]https://www.kompas.com/skola/read/2023/11/17/180000469/apakah-gajah-bisa-berenang-#[3]https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6585216/gajah-dapat-berlari-bisakah-melompat
Besar dan berani berperang sendiri
Gajah jantan berusia di atas delapan tahun akan keluar dari kelompoknya dan biasa disebut gajah tunggal.
Gajah tunggal bertarung dengan gajah lain untuk menentukan siapa yang yang paling kuat. Pemenang pertarungan itu lalu menjadi gajah yang dihormati, dan yang kalah akan menjadi pengawal atau pergi mencari daerah lain.
Di alam, gajah tunggal kadang ditemukan sedang berjalan bersamaan dengan jumlah empat individu, tetapi sering kali ditemukan hanya satu individu.
“Gajah tunggal dewasa baru akan mencari kelompok gajah betina jika ada kebutuhan untuk kawin atau datang masa must (birahi),” kata Ketua Perkumpulan Jaring Hutan Satwa Syamsuardi.[4]https://www.mongabay.co.id/2022/08/15/memahami-perilaku-gajah-tunggal-yang-sering-jadi-korban-konflik/
Yang kuhindari hanya semut kecil
Pernah bermain suit waktu kecil, ketika gajah kalah melawan semut? Ya, ternyata dalam penelitian, gajah afrika jarang sekali menyentuh pohon Akasia.
Usut punya usut, ada ribuan semut yang merayap di batang pohon Akasia. Para ilmuwan semakin yakin ketika melakukan uji coba pohon favorit gajah Acacia mellifera dan menambahkan semut di menu kesukaan gajah.
“Hasilnya mengejutkan, gajah menghindari pohon-pohon itu seeperti anak kecil menghindari brokoli,” kata Profesor Todd Palmer dari University of Florida, Amerika Serikat.[5]https://tekno.tempo.co/read/276110/gajah-ternyata-takut-semut[6]https://www.bbc.com/news/science-environment-11168039
Otak ini cerdas kurakit perangkat
Gajah sebagai hewan mamalia memiliki otak yang sangat besar dan mampu berkembang. Hewan bertubuh besar ini juga memiliki hipokamupus dan korteks serebral yang bertanggung jawab dalam kemauan dan pemecahan masalah.
Tak sedikit kita temukan gajah yang mampu melukis atau memahami aritmatika dasar. Jika kamu meletakkan sepuluh ikat pisang di depan mereka dan kamu mengambil dua, lima menit kemudian gajah akan merasakan sesuatu yang hilang.[7]https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6531796/mengapa-gajah-bisa-mengingat-dengan-baik-begini-penjelasannya
Wajahmu tak akan pernah kulupa
Gajah adalah makhluk yang sensitif dan emosional. Mereka bisa mengingat manusia yang pernah berinteraksi, atau keluarga, dan kawanan gajah lain meski terpisah berpuluh tahun lamanya.
Di alam liar, satwa ini cenderung memiliki jalur jelajah yang sama. [8]https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/11/121500065/benarkah-gajah-tidak-pernah-lupa-?page=all
Bila jatuh, gajah lain membantu
Gajah adalah makhluk sosial dan hidup berkelompok. Dengan empati yang tinggi, ia bahkan bisa merasakan duka yang dialami oleh gajah lain.
Joshua Plotnik, peneliti asal University of Cambridge, Inggris, menjelaskan bahwa ketika seekor gajah menunjukkan kesedihan, gajah lain akan mengikuti tingkah lakunya, mendekati, dan menyentuh wajah dengan belalainya.
Gerakan menyentuh mulut itu konon adalah bentuk pelukan atau bersalaman. “Itu menyampaikan tanda bahwa ‘saya di sini untuk membantumu, bukan untuk menyakitimu,” kata Plotnik.[9]https://tekno.tempo.co/read/1079604/tak-hanya-manusia-gajah-asia-bisa-berempati-dengan-sesama-gajah
Seringkali musisi menyelipkan lirik-lirik sederhana yang layak untuk kita pelajari.
Lewat lagu Gajah karya Tulus, kita tahu bahwa menyuarakan hak-hak satwa liar bisa melalui medium apa pun–termasuk musik.
Yuk, kita nyanyikan lagu Gajah dari Tulus bersama-sama!
Setidaknya punya tujuh puluh tahun
Tak bisa melompat kumahir berenang
Bahagia melihat kawanan betina
Berkumpul bersama sampai ajal
Besar dan berani berperang sendiri
Yang aku hindari hanya semut kecil
Otak ini cerdas kurakit perangkat
Wajahmu tak akan pernah kulupa
Waktu kecil dulu
Mereka menertawakan
Mereka panggilku gajah
Kumarah kumarah
Kini baru kutahu
Puji di dalam olokan
Mereka ingatku marah
Jabat tanganku panggil aku gajah
Kau temanku, kau doakan aku
Punya otak cerdas, aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu di situasi rela jadi tamengku
Kecil kita tak tahu apa-apa
Wajar bila terlalu cepat marah
Kecil kita tak tahu apa-apa
Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik
Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik
Referensi