Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Nautilus Berongga, Satu-Satunya Chepalopoda Dilindungi di Indonesia

3898
×

Nautilus Berongga, Satu-Satunya Chepalopoda Dilindungi di Indonesia

Share this article
Nautilus Berongga, Satu-Satunya Chepalopoda Dilindungi di Indonesia
Nautilus pompilius. Foto: calphotos.berkeley.edu/John White

Gardaanimalia.com – Di Indonesia terdapat jenis ikan yang telah ada sejak 500 juta tahun yang lalu. Ikan ini berasal dari kelas Chepalopoda yang artinya kelompok hewan yang bergerak menggunakan kepala. Hewan ini biasa disebut nautilus. Salah satu spesies nautilus yang ditemukan di Indonesia yaitu nautilus berongga atau dalam nama latin  Nautilus pompilius. Apa saja informasi menarik tentang nautilus berongga? Mari simak pembahasan berikut ini.

Hewan purba yang masih ada hingga saat ini

Nautilus merupakan moluska (hewan bertubuh lunak) pelagis dari famili Nautilidae. Berdasarkan catatan fosil yang telah ditemukan, nautilus tidak mengalami evolusi selama kurun waktu 500 juta tahun terakhir. Perubahan yang terjadi hanya tampak pada ukurannya saja yang semakin kecil dari waktu ke waktu. Nautilus merupakan satu-satunya anggota subkelas nautiloidea yang masih hidup hingga saat ini. Penamaan nautilus mulanya merujuk pada gurita pelagis dari genus Argonauta atau dikenal sebagai nautiluses kertas.[1]https://www.mongabay.co.id/2015/01/24/nautilus-chepalopoda-purba-yang-tersisa

pariwara
usap untuk melanjutkan

Morfologi nautilus berongga

Sekilas, nautilus memiliki bentuk umum yang mirip dengan cumi-cumi dengan kepala menonjol, tentakel yang panjang, lembut dan fleksibel. Faktanya hewan ini memiliki kekerabatan dengan cumi-cumi dan gurita yaitu pada tingkatan kelas Chepalopoda. Nautilus memiliki jumlah tentakel yang lebih banyak dibandingkan dengan Chepalopoda lainnya. Jumlahnya dapat mencapai 90 tentakel. Perbedaan lainnya tentakel nautilus tidak memiliki penghisap.[2]https://warstek.com/nautilus-pompilius/

Nautilus Berongga, Satu-Satunya Chepalopoda Dilindungi di Indonesia
Struktur Cangkang Nautilus Foto: Geoff Brightling/Dorling Kindersley

Hewan ini merupakan satu-satunya anggota kelas Chepalopoda dengan cangkang eksternal. Cangkangnya berbentuk spiral yang terdiri dari bilik besar untuk menempatkan tubuh dan bilik kecil yang berfungsi sebagai ruang udara untuk membantu nautilus mengapung di laut. Tanda-tanda jejak hewan purba dapat dilihat dari dua pasang  insang nautilus yang merupakan metamerism dari leluhur cumi-cumi yang masih ada hingga saat ini.[3]https://www.mongabay.co.id/2015/01/24/nautilus-chepalopoda-purba-yang-tersisa/

Nautilus Nautilus pompilius L, 1758 memiliki diameter tubuh yang paling besar di antara jenis lainnya. Ukuran diameternya dapat mencapai hingga  26,8 cm tetapi rata-rata ukuran diameter nautilus tidak melebihi 20 cm.

Tingkah laku nautilus berongga

Sebagian besar aktivitas nautilus seperti berburu, kawin dan bertelur dilakukan pada malam hari, hal ini mengindikasikan nautilus merupakan hewan nocturnal. Nautilus menghindari air laut dengan suhu di atas 25 derajat. Tidak heran nautilus sulit ditemukan dan keberadaanya terjauhnya diperkirakan dapat mencapai kedalam 700 meter di bawah permukaan laut.

Penglihatan nautilus tidak berfungsi dengan baik sehingga lebih menonjolkan fungsi indra penciumannya sebagai penuntun untuk mencari mangsa, navigasi dan mengenali pasangan. Struktur matanya berkembang namun tidak memiliki lensa yang solid sehingga kurang mendukung fungsi penglihatan.

Hewan ini menggunakan tentakelnya untuk mencari mangsa atau memakan bangkai di dalam laut. Saat menyadari keberadaan makanan, nautilus akan menjulurkan tentakel kemudian mencengkram dengan erat lalu merobek mangsanya dengan paruh. Setelah itu potongan makanan akan masuk kedalam radula untuk dicerna.[4]https://www.greelane.com/ms/sains-teknikal-matematik/animals–nature/fascinating-facts-about-the-nautilus-2291853/ Nautilus merupakan hewan predator bagi ikan dan Crustacea kecil tetapi seringkali memakan bangkai makhluk hidup yang sudah mati sehingga dikenal dengan “hewan pemulung”.[5]https://www.melekperikanan.com/2020/01/nautilus.html

Subspesies

Nautilus berongga memiliki dua subspecies yang telah diidentifikasi yaitu:

  1. Nautilus pompilius pompilius
  2. Nautilus pompilius suluensis

Habitat dan persebaran

Nautilus pompilius L, 1758 merupakan hewan laut dalam yang biasa dijumpai pada kedalaman beberapa ratus meter di bawah permukaan laut. Jenis nautilus berongga diidentifikasi dan dapat ditemukan di perairan tropis tepatnya perairan Indo-Pasifik Barat  di Asia Tenggara dan Australia. Sebaran ini merupakan yang terluas dibandingkan dengan spesies nautilus lainnya.[6]https://www.greelane.com/ms/sains-teknikal-matematik/animals–nature/fascinating-facts-about-the-nautilus-2291853/

Baca juga: Cecak Jarinlengkung Hamidy, Spesies Baru dari Kalimantan

Pada tahun 2017 W.Bruce Saunders Bersama koleganya melakukan penelitian untuk membandingkan morfologi nautilus dibeberapa daerah di Indonesia. Data penelitian ini diambil dengan merangkum beberapa lokasi yang menjadi tempat ditemukannya spesies Nautilus pompilius L, 1758 pada penelitian terdahulu.[7]Dunstan AJ, Ward PD, Marshall NJ (2011) Vertical Distribution and Migration Patterns of Nautilus pompilius. PLoS ONE 6(2): e16311. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0016311

Nautilus Berongga, Satu-Satunya Chepalopoda Dilindungi di Indonesia
Lokasi ditemukannya nautilus hidup di Indonesia. Foto: Saunders et.al, 2017

Reproduksi yang lambat

Nautilus bereproduksi secara seksual antara jantan dan betina kemudian menghasilkan telur yang ditempatkan pada permukaan keras di laut. Telur yang dihasilkan hanya sekitar satu lusin atau 12 buah saja. Telur ini membutuhkan waktu selama satu tahun hingga mencapai ukuran 30 mm kemudian menetas menjadi  bayi nautilus. Masa hidup nautilus dapat mencapai hingga 20 tahun. Hal ini juga diikuti oleh kematangan seksual yang lambat yaitu pada umur 15 tahun.[8]https://www.mongabay.co.id/2015/01/24/nautilus-chepalopoda-purba-yang-tersisa/

Status konservasi dan populasi

Habitat nautilus berongga yang berada di laut dalam menyulitkan para peneliti untuk memperkirakan jumlah populasinya di alam. Diketahui jumlah pejantan lebih banyak dari jumlah betina yaitu sebesar 60-94 persen. Nautilus masuk dalam deretan hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1999. Hingga saat ini hewan ini masuk dalam data Appendix II Cites dengan status dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

Ancaman yang dihadapi 

Status perlindungan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia tidak menyurutkan tingkat perdagangan ilegal nautilus berongga. Seringkali hewan laut ini diburu untuk dikonsumsi dan cangkangnya diambil untuk dijadikan produk pajangan dan perhiasan karena bentuknya yang unik. Overfishing yang dihadapi akan mengancam jumlah populasinya di alam.

Ditambah lagi, daya reproduksi dan kematangan seksual nautilus membutuhkan waktu yang cukup lama dan kerap tertangkap jaring nelayan atau umpan pancing yang dilempar ke laut. Perlu adanya sosialisasi dan regulasi serius untuk menjaga populasi dan kelestarian nautilus agar selamat dari ancaman kepunahan. Tidak mengkonsumsi, membeli cangkang dan menangkap merupakan beberapa tindakan yang dapat mendukung kelangsungan hidup nautilus berongga.

0 0 votes
Article Rating

Referensi[+]

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…