Gardaanimalia.com – Sebanyak 1.107 ekor tukik tuntong laut atau yang memiliki nama latin Batagur borneoensis dilepasliarkan ke habitat alaminya.
Pelepasliaran dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bersama mitra Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) dan pihak lainnya.
Kegiatan dilakukan di muara Sungai Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, pada Sabtu (10/8/2024) sekaligus untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang jatuh pada hari itu.
“Sebanyak 1.107 ekor anak tuntong laut yang kita rilis,” kata Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata, Senin (12/8/2024).
Sebelumnya, dalam rangka Road to HKAN, BKSDA Aceh juga telah melepasliarkan seekor kucing emas dan owa siamang di Taman Wisata Alam (TWA) Jantho (31/7/2024).
Tukik-tukik itu, kata Ujang, berasal dari penyelamatan 114 sarang dengan total 1.993 butir telur yang diserahkan sukarela oleh masyarakat.
“Kita lepasankan di kawasan Hutan Lindung (HL) yang berada di bawah pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) wilayah III Langsa,” ungkapnya
Ujang Wisnu juga tidak lupa memberikan penghargaan kepada masyarakat yang berperan serta aktif dalam melakukan upaya konservasi tuntong laut dan pelestarian di habitat aslinya.
Di samping pelepasliaran, dilakukan juga penanaman seratus batang cemara laut guna mendorong perbaikan serta melindungi area kawasan pesisir.
“Selain pelepasan tukik, kita juga menanam seratus pohon cemara laut,” ucapnya.
Ketua YSLI Yusriono kemudian menyampaikan, hingga saat ini total 4.000 ekor tunt0ng laut sudah dilepasliarkan.
Meski bernama tuntong laut, rupanya spesies ini merupakan satu dari 29 jenis kura-kura air tawar dan darat di Indonesia.
Ia hidup di muara sungai, air payau, dan hutan bakau, tetapi membuat sarang di pantai seperti halnya penyu.
Berdasarkan data IUCN, satwa yang juga disebut beluku ini berstatus sangat terancam punah atau critically endangered.