Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Serangga Punah Memicu Bencana Besar, Ini Penjelasannya!

3306
×

Serangga Punah Memicu Bencana Besar, Ini Penjelasannya!

Share this article
Serangga Punah Memicu Bencana Besar, Ini Penjelasannya!
Ilustrasi kupu-kupu, salah satu hewan golongan serangga| Foto: Freepik/Wirestock

Gardaanimalia.com – Komunitas serangga memiliki fungsi ekologi yang sangat besar bagi ekosistem. Meski keberadaannya sering kali tak disadari, faktanya serangga memiliki peran vital yang tak tergantikan. Termasuk penyerbukan dan pengendalian hama di alam liar.

Mereka menjadi spesies yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup manusia. Sayangnya, eksistensi mereka justru terancam karena pertumbuhan eksploitatif manusia yang digadang sebagai penyebab kepunahan massal keenam.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Dikutip dari buku Biologi Konservasi karya Dr. Saroyo Sumarto, dkk., manusia diduga menjadi penyebab kepunahan massal keenam. Lima penyebab kepunahan sebelumnya bukan terjadi karena aktivitas destruktif spesies tertentu, melainkan karena gejala alam yang terjadi secara natural.

Pertumbuhan manusia di muka bumi terjadi secara masif dan invasif. Living Planet Index atau indeks kehidupan planet tahun 2002 menunjukkan bahwa kelangsungan ekosistem hutan, laut, air tawar, menurun hingga 37% antara tahun 1970 hingga 2000.

Proses pembentukan biodiversitas yang terjadi selama milyaran tahun dapat dihancurkan sesaat saja oleh tangan–tangan manusia.

Berdasarkan Laporan yang dibuat bbc.com pada 2019 silam, manusia menjadi satu–satunya spesies bertanggung jawab terhadap ancaman kepunahan satu juta spesies lainnya.

Salah satu makhluk hidup yang tak luput dari ancaman kepunahan akibat ulah manusia adalah serangga. Daftar merah IUCN mencatat ada 44 spesies serangga yang kritis, 116 spesies genting, 377 spesies rentan, dan 73 spesies serangga telah dinyatakan punah.

Kepunahan serangga terjadi akibat pemanfaatan ekologi tak berkelanjutan seperti deforestasi, pertanian monokultur, dan penggunaan insektisida.

Pedro Cardoso, seorang ahli biologi di Finnish Museum of Natural History mengatakan bahwa krisis kepunahan serangga saat ini seperti puncak gunung es. Artinya setelah ancaman yang saat ini kita hadapi akan ada ancaman-ancaman bencana ekologi lainnya.

Kepunahan serangga juga kerap diremehkan karena ukuran mereka yang relatif kecil dibanding satwa lain, serta sulit dideskripsikan.

Padahal 2000 spesies serangga yang ada di bumi memiliki peran penting pada ketersediaan pangan bagi manusia.

Serangga merupakan agen penyerbukan alami di alam liar. Serangga bertugas untuk memastikan tersebarnya serbuk sari secara merata dan bertanggung jawab atas kelestarian 170.000 spesies tanaman.

Hal ini berarti eksistensi serangga adalah kunci dari ketahanan pangan global. Lebah misalnya, pengaruh eksistensinya sangat signifikan terhadap penyerbukan bahan makanan yang paling banyak digunakan seperti sayuran, buah-buahan, kopi, maupun tumbuhan bahan dasar obat.

Sejumlah serangga jenis lain seperti jangkrik, kupu-kupu, atau kumbang juga memiliki kekayaan ekologi yang tak ternilai harganya. Fungsi mereka di alam liar tak dapat digantikan dengan teknologi buatan manusia paling cerdas sekalipun.

Kepunahan mereka akan mengguncang ketahanan pangan manusia. Sehingga bencana kelangkaan pangan, malnutrisi, kelaparan, bahkan kematian bukan tak mungkin kita hadapi di kemudian hari.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…