Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Serukan Perlindungan, 4 Satwa jadi Maskot Kampanye dalam Parade

515
×

Serukan Perlindungan, 4 Satwa jadi Maskot Kampanye dalam Parade

Share this article
Seorang peserta parade mengepalkan tangan untuk menyerukan perlindungan satwa di Aceh. | Foto: Mardili/Garda Animalia
Seorang peserta perempuan mengepalkan tangan untuk menyerukan perlindungan satwa di Aceh. | Foto: Mardili/Garda Animalia

Gardaanimalia.com – Sekelompok pemuda peduli lingkungan di Aceh meriahkan parade budaya dalam rangka HUT ke-79 Republik Indonesia di Kota Banda Aceh.

Uniknya, empat satwa langka yang hidup di Aceh hadir dalam parade itu. Keempatnya adalah badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), orangutan sumatera (Pongo abelii), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), dan gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus).

Empat satwa tersebut adalah para peserta yang mengenakan kostum dan atribut satwa. Di depan Kantor Pemerintah Aceh, mereka menyuarakan keresahannya terhadap kejahatan satwa dilindungi yang terjadi di Aceh.

Peragaan orangutan sumatera di dalam kerangkeng turut menghiasi parade yang digelar pada Minggu (18/8/2024). Hal itu dilakukan untuk menggambarkan kondisi nyata nasib satwa kunci yang ada di Aceh.

“Kami mengajak semua masyarakat serta pengambil kebijakan di Aceh untuk terlibat aktif dalam kampanye menyelamatkan satwa dan lingkungan,” kata Koordinator Lapangan Maulana, Minggu (18/8/2024).

Maulana menyebutkan, momentum parade kemerdekaan yang berdekatan dengan hari Orangutan Internasional pada 19 Agustus bisa menjadi pemantik bagi anak muda untuk menyuarakan perlindungan terhadap orangutan sumatera yang saat ini terancam punah.

Ancaman terhadap Habitat jadi Isu yang Disorot

Empat satwa dilindungi yang menjadi maskot dalam parade. | Foto: Mardili/Garda Animalia
Empat satwa dilindungi yang menjadi maskot dalam parade. | Foto: Mardili/Garda Animalia

Juru Kampanye Yayasan HAkA Raja Mulkan menyampaikan bahwa Aceh menjadi satu-satunya tempat empat spesies mamalia besar hidup berdampingan di alam liar.

Perdagangan, perburuan, hingga alih fungsi lahan telah mengancam kehidupan empat satwa kunci tersebut.

“Alih fungsi hutan menjadi lahan sawit merupakan contoh nyata bagaimana habitat satwa dirusak oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab,” kata Raja.

Ia juga menyampaikan kondisi perambahan yang kian masif terjadi di Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil. Hutan gambut kini disulap menjadi perkebunan sawit.

“SM Rawa Singkil menjadi benteng terakhir bagi perlindungan orangutan sumatera di pulau ini,” ungkap Raja.

Untuk itu, Raja mengajak seluruh masyarakat Aceh mengambil peran dalam upaya perlindungan habitat satwa dilindngi yang ada di Aceh.

“Tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat dan peran orang muda, upaya ini tidak akan maksimal,” ujarnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments