Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Siamang, Owa Terbesar Bersuara Nyaring

4389
×

Siamang, Owa Terbesar Bersuara Nyaring

Share this article
Siamang, Owa Terbesar Bersuara Nyaring
Siamang merupakan owa terbesar yang dapat dikenal dari suaranya yang nyaring. Foto: Robi Huda

Gardaanimalia.com – Siamang (Symphalangus syndactylus) adalah jenis primata owa terbesar dan umumnya dikenal karena memiliki suara vokal yang khas. Siamang memiliki berat tubuh mencapai 10-20 kg, panjang tubuh sekitar 70-90 cm dan lengan yang panjang. Lengan mereka memiliki skala 2.3-2.6 kali lebih panjang daripada panjang tubuhnya. Mereka memiliki rambut panjang dan tebal berwarna hitam dengan muka yang nyaris tidak tertutup rambut sama sekali.

Bagian tubuh yang paling menarik perhatian adalah kantung suara di bagian lehernya yang besarnya dapat mengembang hingga sebesar kepala manusia. Kantung suara ini digunakan oleh Siamang untuk memperkuat keras suara mereka. Suara Siamang sangat nyaring dan dapat terdengar hingga jarak 6,5 km. Suara vokal digunakan mereka untuk berkomunikasi dengan Siamang lainnya, untuk menunjukkan wilayah teritorial dan memanggil pasangan ketika musim kawin.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Di Indonesia, primata ini dapat ditemukan di sepanjang Pegunungan Barisan di Sumatra dan juga dapat ditemukan di Semenanjung Malaya, bagian Selatan Sungai Perak.

Sama seperti owa lainnya, Siamang juga termasuk satwa monogamy, yang artinya hanya memiliki satu pasangan sepanjang hidupnya. Primata ini sangat pemilih dalam memilih calon pasangan dan biasanya tidak akan memilih pasangan lainnya meski salah satu dari mereka mati.

Reproduksi siamang termasuk lambat, betina memiliki waktu kehamilan selama 7 bulan dan melahirkan setiap 2 atau 3 tahun untuk satu anakan, terkadang juga terlahir kembar. Siamang betina tidak melahirkan lebih dari 10 anakan selama hidupnya.

Reproduksi yang lambat dan sifat siamang yang teritorial membuat ukuran populasi primata ini kecil. Dari segi konservasi, Siamang masuk ke dalam status terancam punah (Endangered, EN) dalam daftar merah IUCN karena kerusakan habitat dan perdagangan ilegal. Banyak orangtua siamang dibunuh oleh manusia untuk mengambil anakannya sebagai peliharaan. Siamang juga termasuk ke dalam Appendiks 1 CITES yang berarti pemanfaatannya sudah tidak diperbolehkan.

Di indonesia, Siamang masuk ke dalam daftar satwa dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. P92 tahun 2018 tentang perubahan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. P20 tahun 2018 tentang Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar.

Padahal primata pemakan buah dan daun ini berperan penting dalam ekosistem hutan, mereka merupakan satwa penyebar biji yang mendukung pelestarian hutan. Sehingga kestabilan kehidupan hutan dapat terjaga dengan baik.

Perdagangan satwa Siamang di pasar hewan sebagai peliharaan masih terlihat di pasar hewan, terutama di pasar hewan online. Umumnya siamang diperjualbelikan untuk kolektor karena harganya cukup mahal. Ironisnya, hampir seluruh satwa yang diperjualbelikan diduga didapatkan melalui perburuan ilegal dari habitatnya.

Perdagangan ilegal satwa merupakan salah satu penyebab menyusutnya populasi Siamang di alam bebas, selain rusaknya habitat alami karena pembangunan infrastruktur yang membutuhkan pembukaan lahan hutan.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback
9 months ago

[…] Baca juga: Siamang, Owa Terbesar Bersuara Nyaring […]

trackback
3 years ago

[…] Baca Juga: Siamang, Owa Terbesar Bersuara Nyaring […]

FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…