Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Sudah Tahu? Kura-Kura Berleher Ular Terancam Punah. Inilah Penyebabnya!

3992
×

Sudah Tahu? Kura-Kura Berleher Ular Terancam Punah. Inilah Penyebabnya!

Share this article
Sudah Tahu? Kura-Kura Berleher Ular Terancam Punah. Inilah Penyebabnya!
Kura-kura leher ular (Chelodina mccordi). Foto: Wikipedia/H. Zell

Gardaanimalia.com – Keberadaan satwa endemik, kura-kura berleher ular atau  Roti Island snake-necked turtle semakin sulit ditemukan di habitat aslinya di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Satwa bernama ilmiah Chelodina mccordi ini mengalami penurunan populasi yang begitu drastis paska dideskripsikan pada tahun 1994.

Pada 1996, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengumumkan status Vulnerable atau rentan terhadap satwa ini. Tidak berselang lama, 4 tahun kemudian, status satwa ini berubah menjadi Critically Endangered atau kritis, artinya satu langkah lagi menuju kepunahan di alam liar.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Sejak Januari 2005, species ini terdaftar dalam CITES Appendix II dan populasinya kini sudah dianggap punah secara ekologis di Rote.

Hal tersebut menunjukkan penunusan populasi mencapai 80% di tiga generasi terakhir. Apa yang sebenarnya terjadi dan apa saja penyebabnya? Berikut adalah penyebab dan ancaman terhadap keberadaan kura-kura berleher ular:

Sudah Tahu? Kura-Kura Berleher Ular Terancam Punah. Inilah Penyebabnya!
Foto: Wikipedia/Salix

1. Perburuan Liar

Sejak pertama kali dideskripsikan pada tahun 1994 sebagai spesies baru, kura-kura berleher ular atau disebut juga kura-kura rote memiliki nilai ekonomi yang tinggi yaitu mencapai USD 2000 per individu dan menjadi target buruan dalam perdagangan internasional sebagai binatang peliharaan.

Selain diburu secara manual, para pemburu juga menggunakan perangkap yang dibuat dari pukat atau jaring dengan kerangka besi yang dipasang di area danau dan rawa. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 menampilkan hasil survei dan wawancara warga yang pernah berburu kura-kura berleher ular tersebut. Pemburu tersebut mengatakan bahwa dulu ia dapat menangkap 30 ekor pada satu lokasi dalam sehari, namun sejak tahun 2000-an hanya bisa mendapatkan sekitar 3 ekor saja dalam satu tahun.

Sudah Tahu? Kura-Kura Berleher Ular Terancam Punah. Inilah Penyebabnya!
Foto: Wikipedia/Postdlf

2. Perubahan Lahan dan Iklim

Selain perburuan, ancaman lain yang semakin membuat populasi kura-kura endemik ini semakin menurun adalah perubahan lahan da iklim. Perubahan lahan ini sudah terjadi selama bertahun-tahun baik itu menjadi area pertanian atau karena deforestasi dan sebagainya. Perubahan tersebut menyebabkan berkurangnya habitat asli dari kura-kura berleher ular.

Perubahan lahan secara besar-besaran dari tahun 1996 hingga 2016 menyebabkan daerah Rote kehilangan setidaknya 70% wilayah air tawar yang merupakan salah satu habitat dari satwa kura-kura berleher panjang tersebut.

Selain perubahan lahan, efek perubahan iklim juga berkontribusi dalam penurunan jumlah habitat yang sesuai untuk kura-kura berleher ular. Kebakaran lahan di musim kemarau juga menambah daftar ancaman keberadaan populasi species tersebut.

Sudah Tahu? Kura-Kura Berleher Ular Terancam Punah. Inilah Penyebabnya!
Foto: Wikipedia/Postdlf

3. Pencemaran Air

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia banyak dilakukan masyarakat Rote untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Penggunaan pestisida dan pupuk tersebut tergantung pada luas lahan dan curah hujan, namun tetap saja bahan kimia dari pestisida dan pupuk tersebut akan tercuci sehingga mengalir ke badan air seperti sungai dan danau. Pencemaran air tersebut dapat membahayakan kehidupan kura-kura dan kehidupan akuatik secara umum.

Sudah Tahu? Kura-Kura Berleher Ular Terancam Punah. Inilah Penyebabnya!
Foto: Wikipedia/Postdlf

4. Hewan Ternak dan Predator

Selain bertani, masyarakat Rote juga berternak beberapa jenis hewan seperti babi, sapi, kerbau, kambing, dan kuda. Hewan-hewan ternak ini biasanya digembalakan di alam bebas. Pada beberapa lokasi, hewan ternak memakan rumput dan mengubahnya menjadi tanah kosong. Secara tidak langsung, penggembalaan tersebut mempengaruhi keberadaan kura-kura berleher ular.

Hewan ternak seperti babi, keberadaan species invasif menjadi predator yang kerap menginjak-injak sarang dan memangsa telur dan tukik. Sedangkan siklus perkembangbiakannya cenderung lebih lambat sehingga semakin mempercepat laju kepunahannya.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…