Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Terancam Punah, Penyu Mati di Tumpukan Sampah

753
×

Terancam Punah, Penyu Mati di Tumpukan Sampah

Share this article
Bangkai penyu hijau (Chelonia mydas) di Pantai Kedonganan, Bali. | Foto: HO- BPSPL Denpasar/Merdeka.com
Bangkai penyu hijau (Chelonia mydas) di Pantai Kedonganan, Bali. | Foto: Merdeka.com/HO-BPSPL Denpasar

Gardaanimalia.com – Penyu hijau berukuran panjang 87 sentimeter mati di Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Bangkai hewan laut dengan lebar 58 sentimeter ini ditemukan berada di tumpukan sampah plastik, pada Kamis (12/1/2023).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso membenarkan adanya temuan tersebut.

“Penelurusan di lapangan pada pukul 16.00 WITA oleh Cahya, Yayasan Bali Bersih yang merupakan tim respon cepat terdekat di lokasi,” ujarnya, Kamis (12/1/2023).

Dirinya menerangkan, penyebab matinya penyu hijau hijau belum diketahui secara pasti. Namun, Ia menduga, satwa laut itu mati di tengah laut. Lalu, ada ombak besar hingga menyeret penyu ke pantai.

“Dugaan sementara dia mati di tengah laut. Ada gelombang besar dan sekarang angin barat, terseret ombak dan terdampar di Pantai Kedongan. Penyebabnya, apakah dia mati karena sampah plastik, kita belum cek,” ungkapnya.

Selain itu, pihak Yayasan Bali Bersih melalui akun Instagramnya mengungkap, bahwa bangkai penyu diperkirakan sudah berada di Pantai Kedonganan sekitar 15 hingga 20 hari.

Respon Kematian Penyu, I Wayan: Kurangi Penggunaan Plastik

Kematian penyu hijau di tumpukan sampah itu pun mendapat respon dari seorang Pendiri Bali Sea Turtle Society (BSTS), I Wayan Wiradnyana.

“Ketika musim angin barat sekitar akhir tahun sampai awal tahun, akan banyak membawa sampah ke pesisir pantai-pantai di Kuta dan sekitarnya,” cerita Wayan kepada Garda Animalia, Senin (16/1/2023).

Ia menjelaskan, yang terseret ke pantai-pantai bukan hanya berbagai jenis sampah yang jumlahnya sangat banyak, tetapi juga ada penyu yang terdampar.

“Dari catatan BSTS, hampir tiap tahun ada laporan dari masyarakat maupun ditemukan oleh team kami di lapangan. Kondisinya ada (penyu) yang masih bisa survive dan mati,” terangnya.

Sejauh ini, berdasarkan catatan BSTS, jenis penyu yang terdampar, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Menurutnya, masalah sampah plastik ini bukan hanya untuk Bali namun secara global perlu menjadi perhatian. Karena tidak hanya berdampak pada penyu, namun pada semua kehidupan di laut termasuk ke manusia.

Atas kejadian yang dinilai berulang tersebut, Ia berharap agar manusia sadar terhadap dampak negatif dari sampah. “Jadi, segera kurangi penggunaan plastik dan buang sampah pada tempatnya,” tuturnya.

Penyu Hijau Berstatus Terancam Punah

Ilustrasi penyu hijau. | Foto: Unsplash/Zdenek Machacek
Ilustrasi penyu hijau. | Foto: Unsplash/Zdenek Machacek

Penyu hijau merupakan hewan dilindungi di Indonesia maupun dunia. Mengutip dari situs Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), jenis ini tersebar di seluruh perairan Indonesia. Mulai dari perairan barat, yaitu Aceh, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung.

Kemudian perairan tengah, yakni Kepulauan Seribu, Laut Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Serta di perairan timur, yaitu Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Maluku, dan Papua.

Berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, kura-kura laut ini masuk kategori endangered atau terancam punah.

Sementara, status perdagangan penyu secara internasional masuk dalam Apendiks I CITES, yang artinya seluruh jenis perdagangannya dalam bentuk apapun dilarang.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments