Gardaanimalia.com – Populasi badak jawa (Rhinoceros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon kembali bertambah. Dua ekor anak badak jawa dilaporkan lahir pada April dan Juni 2021. Keduanya berhasil terekam kamera trap yang dipasang oleh Tim Monitoring Badak Jawa Taman Nasional Ujung Kulon Kabar. Dengan kelahiran ini, populasi badak jawa di TN Ujung Kulon menjadi 75 ekor.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, mengatakan momen ini juga bukti optimisme bahwa flagship species di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan.
“Kelahiran anak badak jawa di tahun 2021 ini merupakan bukti nyata terjadinya pertumbuhan populasi flagship species di Indonesia. Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu pelestarian Badak Jawa di TNUK yang juga merupakan kebanggaan masyarakat dunia ini,” kata Dirjen Wiratno, Senin (16/08/2021).
Sepanjang 2021 ini TN Ujung Kulon mencatat beberapa kali kelahiran. Sebelumnya, ada dua ekor anak badak yang lahir. Kelahiran pertama merupakan satwa berjenis kelamin betina yang terekam kamera trap pada 18 Maret 2021. Satwa itu merupakan anak kedua dari induk bernama Ambu yang pada 2017 juga sudah pernah melahirkan.
Baca juga: KSKP Bakauheni Ungkap Penyelundupan Ribuan Burung ke Jabar
Kelahiran kedua, induk bernama Palasari melahirkan anak berjenis kelamin jantan. Satwa ini terekam kamera trap pada 27 Maret 2021 saat sedang bersama induknya. Saat itu usianya diperkirakan telah menginjak satu tahun.
Pada 12 April 2021, ada lagi anak badak jawa yang lahir dengan jenis kelamin jantan. Saat usianya 3-4 bulan, satwa bernama Rimbani itu terekam sedang bersama induknya yang bernama Ratih. Rimbani merupakan anak pertama dari Ratih.
Pada 9 Juni 2021 lalu, terekam anak badak jawa keempat berjenis kelamin betina yang juga sedang bersama induknya. Usianya diperkirakan satu tahun dan merupakan anak ketiga dari induk bernama Kasih.
Untuk diketahui, satwa endemik ini tergolong satwa dengan status critically endangered dalam daftar merah IUCN. Satwa ini juga masuk ke dalam 25 spesies prioritas utama konservasi pemerintah Indonesia karena tergolong sangat langka.