Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Wahyu si Macan Tutul Akhirnya Pulang ke Habitat

1284
×

Wahyu si Macan Tutul Akhirnya Pulang ke Habitat

Share this article
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas). | Foto: PPID KLHK
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas). | Foto: PPID KLHK

Gardaanimalia.com – Seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) berhasil dilepasliarkan ke habitatnya oleh BBKSDA Jawa Barat, Selasa (23/5/2023).

Lepas liar dilakukan di kawasan hutan di Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (PTNW) Gunung Butak, Seksi PTNW II Bogor, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Macan tutul dengan nama Wahyu diketahui berjenis kelamin jantan dan diperkirakan berumur enam tahun sebelas bulan.

Wahyu dipulangkan ke habitat usai jalani rehabilitasi selama kurun waktu enam tahun di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga.

Direktur Jenderal KSDAE KLHK Satyawan Pudyatmoko menjelaskan, pelepasliaran ditujukan untuk tambah populasi liar macan tutul jawa.

Momen ini diharapkannya bisa menjadi kegiatan bersama untuk mempererat kerja sama berbagai pemangku kepentingan perihal konservasi.

Sementara, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Genetik dan Spesies Indra Eksploitasia mengharapkan, kegiatan ini dapat menambah dan meningkatkan keragaman genetik spesies di TNGHS.

“Semoga Wahyu mendapatkan jodohnya di TNGHS. Hidup dan menghasilkan anak-anak macan tutul dengan keragaman genetik,” ungkap Indra, Selasa (23/5/2023).

Kajian kesesuaian habitat TNGHS melalui pemodelan spasial memperkirakan terdapat 47.619,9 hektare area hutan di dalam kawasan yang sesuai untuk kehidupan alami karnivora tersebut.

Dari setengahnya, yakni seluas 21.391,9 hektare adalah salah satu lokasi pelepasliaran Wahyu yang dianggap memenuhi kriteria lokasi pelepasliaran.

Hingga kini, TNGHS masih sangat layak digunakan sebagai lokasi pelepasliaran macan tutul jawa yang diharapkan mampu jaga keseimbangan ekosistem hutan TNGHS.

Wahyu adalah Korban Konflik

Soft release macan tutul bernama Wahyu yang dilakukan pada Selasa (23/5/2023). | Foto: PPID KLHK
Soft release macan tutul bernama Wahyu yang dilakukan pada Selasa (23/5/2023). | Foto: PPID KLHK

Melalui rilis KLHK, diceritakan bahwa satwa dilindungi itu adalah hasil evakuasi BKSDA Jawa Barat akibat terjadinya konflik.

Pada 21 Maret 2017, tim PPS Cikananga lakukan evakuasi terhadap seekor anak macan tutul yang diperkirakan berumur sekitar sepuluh bulan.

Predator puncak ini sebelumnya sempat turun ke permukiman di Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur.

Warga menangkap Wahyu dengan menggunakan jaring dan menjeratnya dengan tambang. Usai ditangkap, warga menyerahkannya ke pihak Polsek Tanggeung.

Usai evakuasi, perawatan dan masa rehabilitasi dijalaninya di PPS selama sekitar enam tahun. Hewan liar ini tumbuh dengan baik tanpa ditemukan komplikasi medis.

Sejak awal, perilaku juga menunjukkan bahwa satwa tidak aktif pada siang hari dan langsung bersembunyi begitu mendengar atau melihat orang.

Oleh karena itu, pemantauan dan penilaian dilakukan oleh tim dengan menggunakan kamera jebak. Hasil penilaian pada 2023, satwa dinyatakan layak kembali ke alam liar.

Macan Tutul Satwa Dilindungi

Macan tutul bernama Wahyu. | Foto: Foto: PPID KLHK
Macan tutul bernama Wahyu. | Foto: Foto: PPID KLHK

Bernama ilmiah Panthera pardus melas, hewan ini masuk daftar satwa dilindungi sesuai Permen LHK Nomor P.106 Tahun 2018.

Selain berstatus Endagered atau terancam menurut IUCN, mamalia itu masuk ke dalam Apendiks I CITES, artinya satwa tidak boleh diperjualbelikan dalam bentuk apapun.

Sekarang Wahyu menempati rumah baru di TNGHS dengan luas sekitar 87.669 hektare, merupakan ekosistem hutan pegunungan tropis terluas yang berada di Pulau Jawa.

Satwa yang terkenal dengan kecepatan larinya ini adalah salah satu satwa kunci di kawasan TNGHS. Di samping dua satwa kunci lainnya, yaitu elang jawa (Nisaetus bartelsi) dan owa jawa (Hylobates moloch).

Adapun populasi kucing besar bertutul di kawasan TNGHS diperkirakan ada sekitar 48-52 ekor dengan kepadatan populasi sekitar 11,2 individu per 100 kilometer persegi.

Berbagai cara telah diupayakan dalam menjaga kelestarian macan tutul jawa serta spesies lain asli TNGHS.

Beberapa kegiatannya, yaitu patroli serta sosialisasi pengamanan hutan dan monitoring satwa secara langsung maupun dengan menggunakan kamera trap.

Selain itu, dilakukan pula kajian populasi dan habitat, serta upaya penambahan populasi lewat pelepasliaran satwa hasil rehabilitasi, baik yang berasal dari serahan maupun sitaan.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments