Berita

Berbatasan dengan TNGL, Ternak Warga Kerap Mati Diduga karena Konflik Harimau

11 Juni 2025|By Garda Animalia
Featured image for Berbatasan dengan TNGL, Ternak Warga Kerap Mati Diduga karena Konflik Harimau

Gardaanimalia.com - Konflik antara harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) kembali terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara.

Seekor sapi ternak milik warga Desa Mendabe, Kecamatan Darul Hasanah, Aceh Tenggara ditemukan mati dengan luka cakar pada bagian punggung dan paha, Minggu (8/6/2025).

“Dugaan kuat ini karena terkaman harimau,” kata pemilik sapi, Iwan pada Senin (9/6/2025).

Iwan mengaku sering melepaskan sejumlah hewan ternaknya ke areal perkebunan yang tidak jauh dengan batas Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL),

Jarak perkampungan dengan habitat satwa liar itu hanya sekitar 300 meter, diduga telah menimbulkan konflik berkelanjutan antara manusia dan satwa liar.

Ia mengaku kejadian ini bukan kali pertama. Sejak 2022 hingga 2025, Iwan telah kehilangan enam ekor sapi karena dimakan oleh sang Raja Hutan.

“Saya berharap masalah ini bisa segera ditangani oleh BKSDA dan instansi terkait,” harapnya.

Kepala Resort Konservasi Wilayah Eksitu BKSDA Aceh Tenggara, Suherman, menyebutkan bahwa pihaknya akan segera melakukan patroli dan proses pengusiran dengan mercon.

“Kami akan segera merespons interaksi negatif yang terjadi dan melakukan patroli serta pengusiran terhadap satwa lindung tersebut agar menjauh dari kawasan permukiman,” ucapnya, Senin (9/6/2025).

BKSDA Aceh kemudian mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan.

Melansir dari Tribun Gayo, Camat Darul Hasanah, Hayadun, membenarkan bahwa harimau kerap turun dan memakan ternak warga di kecamatan yang ia pimpin. 

Ia pun menyampaikan, sebelumnya masyarakat pernah menemukan harimau yang terkena jerat.

Ia pun meminta masyarakat untuk tidak memasang jerat di perkebunan di kawasan TNGL karena daerah itu memang wilayah lintasan harimau.

“Karena bisa saja akibat jerat [menyebabkan] harimau mati, dan bisa semakin ganas amarahnya. Misalnya, anak atau induk mati terkena jerat” tuturnya, Selasa (10/6/2025).

Menurutnya, selama ini harimau sumatera turun karena pembukaan lahan baru semakin marak dan meluas.

“Saya mengimbau masyarakat jangan ada yang memasang jerat dan membuka hutan lagi. Ini akan memicu harimau turun ke desa dan memangsa ternak bahkan manusia terancam jadi sasaran [harimau],” tuturnya.  


Foto sampul: Proses penguburan sapi ternak warga Kabupaten Aceh Tenggara yang diduga diterkam harimau sumatera. | Foto: Dokumentasi warga

Penulis: Mardili


Garda Animalia

Garda Animalia

Belum ada deskripsi

Related Articles