5 Jenis Burung Takur Dilindungi di Indonesia yang Masih Diperdagangkan

3 min read
2021-04-15 09:32:55
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Jenis burung takur yang hidup di Indonesia cukup banyak. Kabar buruknya adalah populasi burung ini semakin mengkhawatirkan. Alih fungsi lahan, penebangan secara besar-besaran, kebakaran hutan, serta perburuan liar untuk memenuhi permintaan pasar menjadi ancaman bagi kelestarian berbagai jenis burung takur. Meski sudah jelas disebutkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, nyatanya burung takur yang termasuk hewan langka ini masih banyak diburu, ditangkap, diperdagangkan dan dipelihara.

1. Takur Tohtor (Psilopogon armillaris)




Burung endemik Pulau Jawa dan Bali ini masuk dalam deretan jenis burung takur yang banyak diperdagangkan. Suara takur tohtor cukup khas. Burung dengan bulu yang didominasi oleh warna hijau ini memiliki ukuran tubuh sekitar 20 sentimeter dengan paruh berwarna hitam dan kakinya biru. Ciri fisik lain yang tak kalah mencolok adalah iris coklat, mahkota biru, serta memiliki garis kuning-jingga pada bagian dada dan dahi.

Habitat takut tohtor ada di hutan primer dataran rendah, perkebunan dengan pohon berbuah, dan hutan perbukitan. Burungnesia (2020) menyebutkan bahwa takur tohtor hanya memiliki sedikit kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan habitat. Dalam satu waktu, induk burung tohtor biasanya mengerami dua butir telur. Masa bertelur ini biasanya pada bulan April, Mei, dan Desember.

Agar populasinya tetap terjaga, kita perlu habitat takur tohtor di alam. Selain itu, tidak memelihara burung dilindungi juga menjadi kunci untuk menekan permintaan pasar dan mengurangi angka perburuan liar.

2. Takur Bultok (Psilopogon lineatus)




Takur Bultok memiliki sebaran yang lebih luas dibandingkan takur tohtor. Burung yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai lineated barbet ini tersebar di Asia Tenggara, Himalaya Barat, dan di Indonesia dapat dijumpai di Pulau Jawa dan Bali. Ukuran tubuhnya cukup besar yakni sekitar 29 sentimeter. Bulunya juga didominasi oleh warna hijau namun kepala dan lehernya berwarna coklat kekuningan pucat. Ada coretan putih yang khas pada bagian kepala dan tubuh bagian bawahnya. Warna kaki dan iris takur bultok terbilang cukup mencolok yakni kuning.

Takur bultok banyak menghuni hutan terbuka, pinggiran hutan, perkebunan homogen, dan hutan sekunder. Perdagangan burung ini terbilang cukup banyak. Diduga kuat seluruh burung yang diperjualbelikan itu merupakan tangkapan dari alam mengingat hingga saat ini belum ada catatan tentang penangkaran legal takur bultok.

3. Takur Warna Warni (Psilopogon mystacophanos)




Takur warna warni umum dijumpai di Semenanjung Malaysia, Kepulauan Tana, Myanmar, Pulau Sumatera dan Kalimantan. Burung ini memiliki ukuran tubuh kurang lebih 23 sentimeter serta memiliki ciri khas yang berbeda antara burung jantan dan betina. Pada takur warna warni jantan, dahinya berwarna kuning dengan tenggorokan berwarna merah. Sedangkan, pada betina, kakang dan mahkota belakangnya berwarna merah tanpa ada warna hitam di kepala. Namun, warna bulunya tetap didominasi oleh warna hijau.

Baca juga: Miris! 4 Satwa Dilindungi Ini yang Masih Sering Dibantai Untuk Dikonsumsi

Takur warna warni biasa hidup di hutan dataran rendah, hutan tebangan, kaki bukit, hutan primer, dan ada juga yang dijumpai di hutan sekunder. Namun, sebagian takur warna warni yang dapat dijumpai di bawah ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Spesies yang bergantung pada hutan ini diperkirakan menurun cukup cepat karena hilangnya habitat di seluruh wilayah jelajahnya. Untuk jumlah populasi burung takur warna-warni di alam, saat ini tidak diketahui secara pasti.

4. Takur Api (Psilopogon pyrolophus)




Burung yang mengeluarkan suara keras seperti tonggeret ini dapat dijumpai pada ketinggian 500 meter hingga 1500 meter. Burung yang rata-rata ukuran tubuhnya 26 sentimeter ini tersebar di Semenanjung Malaysia dan Pulau Sumatera. Pada dasarnya, takur api memiliki ciri fisik yang sama dengan keempat jenis takur lain yakni memiliki bulu berwarna hijau. Hanya saja pada bagian dada takur api terdapat pita kuning dan dibatasi oleh garis hitam di bawahnya. Bagian kepalanya memiliki warna hitam, hijau, abu-abu, dan ungu muda. Paruhnya berwarna hijau-krem dengan garis tengah hitam. Yang paling khas ialah rambut jingga terang yang berada di atas paruhnya.

Perburuan dan perdagangan masih menjadi ancaman serius terhadap kelestarian populasi takur api. Menurut Irma Hermawati sebagai Legal Advisor Wildlife Crime Unit, tren perdagangan satwa liar dilindungi semakin canggih. Selain tetap menjual satwa di beberapa pasar burung, para pelaku kini memanfaatkan media sosial. Adanya komunitas-komunitas yang menganggap diri mereka pencinta satwa liar dengan memelihara satwa liar dilindungi turut menyemarakkan terjadinya perdagangan.

5. Takur tutut (Psilopogon rafflesii)




Burung takur tutut rata-rata berukuran 25 sentimeter dengan bulu warna hijau dan warna kepala yang hampir sama dengan takur warna warni. Hanya saja yang membedakannya adalah seluruh mahkota takur tutut berwarna merah serta adanya warna hitam pada bagian tenggorokan dan bercak kuning pada bagian pipi. Ciri fisik lain yakni iris coklat, paruh hitam, dan kaki abu-abu. Takur tutut memiliki suara yang indah karena memiliki suara ketukan dua nada yang dalam. Meski indah, burung ini tetap tidak boleh dipelihara ya karena populasinya makin menurun.

Burung yang tersebar di Semenanjung Malaysia, Sumatera, serta Kalimantan ini dapat dijumpai pada hutan cemara dataran rendah dan dapat hidup juga dj berbagai tipe hutan termasuk di antaranya hutan rawa, gambut, dan kerangkas. Populasi burung takur ini menurun karena deforestasi dan kebakaran hutan. Belum lagi adanya perburuan dan perdagangan takur tutut sebagai akibat dari permintaan pasar terus bertambah menjadikan populasi takur tutut di alam semakin menipis.

Tags :
Takur api burung takur jenis takur takur tohtor takur tutut hewan langka
Writer:
Pos Terbaru
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Berita
17/02/25
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Berita
17/02/25
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Berita
15/02/25
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Berita
15/02/25
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Berita
14/02/25
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Opini
13/02/25
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Berita
13/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Berita
13/02/25
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25