Gardaanimalia.com - Konflik harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di daerah Bahorok, Langkat, Sumatera Utara ternyata belum berakhir. Lima ekor lembu milik warga kembali mati karena menjadi mangsa harimau.

Ketika ditanya terkait masalah ini, Kepala Seksi Pengelolan Taman Nasional V Bahorok, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Palber Turnip mengatakan bahwa hal ini mungkin terjadi karena warga belum mematuhi imbauan dari petugas maupun perangkat desa.

"Berarti, warga masih belum mengindahkan permohonan Pak Camat. Kita sudah omongi, tarik dulu lembu dari batas kawasan," ungkap Palber.

Ia juga menyampaikan kemungkinan harimau yang terlibat konflik kali ini sama dengan harimau yang memangsa lembu warga pada akhir tahun 2020 dan awal tahun ini.

"Kami sudah pasang dua kandang jebakan di Dusun Selayang, Desa Lau Damak, dengan kambing dan bangkai lembu sisa mangsa," katanya.

Baca juga: Warga Laporkan Ada Harimau di Lereng Gunung Wilis, Camera Trap Dipasang

Namun, hingga saat ini kandang itu masih kosong dan harimau belum tertangkap. Hal ini mungkin terjadi karena warga yang masih menambatkan lembu di dekat hutan. Menurutnya, selama warga belum mematuhi imbuan untuk mengubah pola ternak dan lembu masih mudah dijumpai di dekat hutan, harimau itu akan datang kembali.



Senada dengan Palber, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Utara Hotmauli Sianturi menyampaikan hal serupa.

"Cara paling efektif sebenarnya, warga bersedia mengandangkan ternaknya, sehingga tidak terus menerus menjadi mangsa harimau," jelas Hotmauli Sianturi.

Ia memaparkan bahwa kawasan tempat warga biasa menggembalakan ternak masih masuk dalam wilayah jelajah harimau. Meski di dalam hutan ada mangsa, satwa dilindungi itu akan lebih suka memangsa lembu ternak yang tidak susah diburu.

Dengan kejadian yang baru terjadi ini berarti sudah ada tiga konflik harimau yang daerah Langkat selama bulan Januari 2021 ini. Total ada delapan ekor lembu yang menjadi mangsa.