Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Empat Orangutan Dilepasliarkan usai Lulus Sekolah

492
×

Empat Orangutan Dilepasliarkan usai Lulus Sekolah

Share this article
Satu individu orangutan kalimantan keluar dari kandang dalam proses lepas liar. | Sumber: Dok. KLHK
Satu individu orangutan kalimantan keluar dari kandang dalam proses lepas liar. | Sumber: Dok. KLHK

Gardaanimalia.com – Annie, Berani, Talian dan Lanang, empat orangutan yang dilepasliarkan di kawasan Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat, Kecamatan Busang, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Diantarnya empat satwa bernama ilmiah Pongo pygmaeus pada 13 Juni 2024 tersebut karena keempatnya sudah selesai menjalani rehabilitasi.

Rentang usia Annie, Berani, Talian dan Lanang adalah 9 sampai 17 tahun. Semuanya merupakan satwa dewasa dan berjenis kelamin jantan.

Kepala BKSDA Kalimantan Timur M. Ari Wibawanto mengatakan, pelepasliaran ini bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kelinjau dan Centre for Orangutan Protection (COP).

“Satwa tersebut adalah satwa milik negara yang dititipkan ke Pusat Rehabilitasi Orangutan COP,” kata Ari, mengutip dari Antara, Sabtu 22 Juni 2024.

Dua di antaranya adalah hasil evakuasi yang telah mengalami pemulihan, sedangkan dua lainnya sudah terlebih dulu menjalani proses rehabilitasi.

Annie dan Berani merupakan satwa liar dilindungi yang berhasil dievakuasi dari kepemilikan ilegal pada 2018 silam.

Sementara, Lanang dan Talian adalah satwa liar yang mengalami interaksi negatif dengan manusia. Penyelamatannya dilakukan pada 2023-2024.

Ketika ditemukan, kondisi Lanang menderita masalah kesehatan serius, dan Talian mengalami luka robek pada bibirnya. Oleh karena itu, keduanya pun menjalani perawatan intensif sebelum kembali ke habitat.

Rehabilitasi, Kembalikan Insting Liar Orangutan

Menurut Ari, proses rehabilitasi merupakan hal penting bagi satwa liar yang sebelumnya pernah dipelihara. Tujuannya, yaitu untuk mengembalikan insting dan perilaku liar satwa.

Kemudian, juga dilakukan pemeriksaan medis terhadap satwa. Setelah dinyatakan bebas dari penyakit menular, orangutan pun siap menjalani sekolah hutan.

Di sekolah hutan, satwa berlatih memanjat, berayun, mencari buah-buahan hutan, dan membuat sarang. Lalu, usai “lulus” dari sekolah, satwa pun ditempatkan di pulau pra-pelepasliaran.

Pulau itu adalah sebuah area yang terisolasi dan jauh dari permukiman. Lokasi itu disediakan sebagai tempat untuk satwa berlatih hidup mandiri tanpa bergantung pada manusia.

Penempatan orangutan borneo di pulau pra-pelepasliaran menjadi tahap terakhir sebelum dikembalikan ke habitat alami.

Ari menjelaskan, Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat dinilai cukup layak menjadi lokasi pelepasliaran satwa dilindungi tersebut berdasarkan kajian pada 2016.

Dia menambahkan, tim ranger bakal melakukan monitoring pasca-pelepasliaran selama tiga bulan penuh di kawasan hutan tersebut.

“Untuk memastikan orangutan dapat beradaptasi dengan baik di hutan,” lanjutnya.

Ari juga menambahkan, pelepasliaran berguna bagi konservasi satwa endemik Kalimantan tersebut karena dapat memberikan kesempatan hidup liar bagi satwa eks peliharaan.

“Selain itu, pelepasliaran juga dapat menambah populasi orangutan di habitat alaminya,” ujarnya.

Berdasarkan analisis populasi dan habitat orangutan yang dilakukan oleh Forum Orangutan Indonesia (FORINA) pada 2016, jumlah orangutan liar di Kalimantan diperkirakan mencapai 57.350 individu.

“Satwa itu masuk dalam daftar merah IUCN yang mengategorikannya sebagai terancam kritis untuk punah,” tandasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments