BKSDA Jambi Pasang Gips untuk Harimau yang Terjerat di Jambi

Awsita
3 min read
2025-05-27 09:20:49
Iklan
Kondisi harimau jantan yang terjerat di Kabupaten Tebo, Jambi. | Foto: beritasatu.com

Gardaanimalia.com - Pasca-mengalami luka akibat jerat, harimau sumatera dirawat secara intensif oleh tim dokter Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi. 

Dilansir dari Antara, pemasangan cast atau gips telah dilakukan pada Senin (26/5/2025).

"Hari ini tim dokter sedang bekerja melakukan tindakan medis terhadap harimau sumatera jenis kelamin jantan berusia sekitar enam tahun yang dievakuasi pada 13 Mei lalu akibat jerat," terang Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho, Senin (26/5/2025).

Pemasangan gips dilakukan dengan membungkus bagian kaki harimau yang terluka guna membantu proses penyembuhan.

Tindakan ini memerlukan perawatan setiap sepuluh hari sekali disertai dengan evaluasi perkembangannya.

Sebelumnya, seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) terkena jerat di dalam kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Bungo Pandan, Desa Suo-Suo, Kecamatan Masumai, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

“Kondisi saat ini tulang telapak kaki kiri depan sudah mengalami pembusukan. Dua ujung jari rusak dan saat ini masih dirawat di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) milik BKSDA Jambi,” jelasnya.

Satwa ini diperkirakan sudah terkena jerat selama 3 sampai 4 hari sampai akhirnya dievakuasi sehingga menderita luka cukup serius dan mengalami infeksi.

Usai dibius, satwa diangkut ke tempat perawatan dengan kondisi sedang mengalami demam tinggi. 

Sebelumnya, Agung menjelaskan bahwa lilitan jerat sampai menembus tulang kaki sebelah kiri bagian depan. Akibatnya, aliran darah berhenti dan jari-jari satwa itu putus.

Selain pemasangan gips, tim medis telah melakukan pemeriksaan pada satwa, di antaranya pengambilan sampel darah, feses, swab, dan DNA.

Tidak hanya itu, Penghuni Rimba berbobot 75 kilogram ini juga diberi antibiotik, antiinflamasi suportif, dan penambahan elektrolit. 

Setelah diperiksa, harimau sumatera yang tidak berdaya ini mengalami nekrosa (kematian jaringan hidup) berat, beberapa tendon putus, dan beberapa tulang digiti yang tidak berfungsi. 

Beruntung, Agung menyebutkan bahwa Sang Loreng masih liar dan agresif.

Harimau sumatera merupakan hewan yang agresif. Menurut penelitian Yultisman et al. (2019) mengemukakan bahwa harimau betina lebih agresif dalam bergerak dibandingkan harimau jantan.

Agresif menjadi sifat alamiah satwa liar satu ini karena naluri berburu. Meskipun disebut predator, hewan ini tidak berkutik saat terkena jerat.

Ia juga merupakan salah satu satwa yang dilindungi. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memasukkannya ke dalam critically endangered (CR), status terancam punah paling tinggi.

Penggunaan alat jerat termasuk praktik perburuan liar dan melanggar hukum.

Harimau sumatera menjadi predator puncak yang memiliki peran menjaga keseimbangan ekosistem.

Hal ini sejalan dengan pendapat Ratmono dan Dita (2021) menyatakan bahwa populasi harimau sumatera yang menurun membuat hewan buruan semakin melonjak sehingga melebihi status normal, akibatnya keseimbangan ekosistem rusak.

Tags :
a
Writer: Awsita
Pos Terbaru
BKSDA Jambi Pasang Gips untuk Harimau yang Terjerat di Jambi
BKSDA Jambi Pasang Gips untuk Harimau yang Terjerat di Jambi
Berita
27/05/25
Diangkut Menggunakan Pikap, 12 Kilogram Sisik Trenggiling Gagal Diperdagangkan
Diangkut Menggunakan Pikap, 12 Kilogram Sisik Trenggiling Gagal Diperdagangkan
Berita
26/05/25
Sindikat Penjual Gading Gajah Dibekuk Polisi, Ratusan Pipa Rokok Disita
Sindikat Penjual Gading Gajah Dibekuk Polisi, Ratusan Pipa Rokok Disita
Berita
26/05/25
Dari Cenderawasih jadi Cendera Mata
Dari Cenderawasih jadi Cendera Mata
Liputan Khusus
26/05/25
Bripka Alfi Pernah Tawarkan Sisik Trenggiling pada Anggota TNI di Kisaran
Bripka Alfi Pernah Tawarkan Sisik Trenggiling pada Anggota TNI di Kisaran
Berita
25/05/25
Sebanyak 648 Burung Tanpa Dokumen DIsita di Tol Lampung Tengah
Sebanyak 648 Burung Tanpa Dokumen DIsita di Tol Lampung Tengah
Berita
23/05/25
BBKSDA Sumut Kembalikan Harimau Sumatera ke Leuser
BBKSDA Sumut Kembalikan Harimau Sumatera ke Leuser
Berita
23/05/25
Mendepa Jalan ke Habitat: Nasib 19 Elang Paria di Pelabuhan Tanjung Perak
Mendepa Jalan ke Habitat: Nasib 19 Elang Paria di Pelabuhan Tanjung Perak
Berita
22/05/25
Lahirnya Orangutan di LK Kasang Kulim Riau
Lahirnya Orangutan di LK Kasang Kulim Riau
Berita
22/05/25
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu
Edukasi
21/05/25
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Liputan Khusus
20/05/25
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Edukasi
20/05/25
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Berita
19/05/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Berita
19/05/25
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25