Gardaanimalia.com – Konflik antara manusia dan buaya kembali terjadi di Aceh. Seorang remaja di Gampong Pasi Teungoh, Kecamatan Kawai XVI, Kabupaten Aceh Barat, selamat dari serangan buaya saat mandi di sungai pada Rabu (25/6/2025).
Korban mengalami sejumlah luka gigitan dan telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Kepala Desa Pasie Tengoh, dalam keterangannya kepada tim BKSDA Aceh, menceritakan bagaimana korban sempat berjuang menyelamatkan diri dari serangan predator air itu.
“Anak ini sempat memegang kepala buaya dan melakukan perlawanan, bergelut dengan buaya dan berhasil melepaskan diri, meskipun ada beberapa luka bekas gigitan yang diterima satu di bagian bokong dan enam di bagian paha,” katanya.
Informasi yang diterima BKSDA menyebutkan, warga sudah cukup sering melihat kehadiran buaya di kawasan sungai tersebut.
“Buaya ini sudah beberapa kali terlihat oleh warga. Diduga ada tiga individu yang mendiami kawasan sungai,” ujar Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Aceh, Darwin, saat dikonfirmasi pada Sabtu (28/6/2025).
Darwin mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparatur desa dan menurunkan tim ke lapangan untuk memverifikasi kejadian dan menilai kondisi habitat buaya.
“Langkah penanganan lanjutan akan diambil setelah hasil asesmen lapangan keluar,” ujarnya.
Ia menambahkan, konflik antara manusia dan buaya di Aceh kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Serangan-serangan terhadap warga tercatat terjadi di berbagai kabupaten, terutama di wilayah pesisir dan bantaran sungai yang menjadi habitat alami buaya muara.
Tekanan terhadap habitat, seperti perambahan kawasan riparian, alih fungsi lahan, dan meningkatnya aktivitas manusia di tepi sungai, turut memperbesar potensi interaksi langsung yang berisiko fatal.
“Konflik ini perlu ditangani secara komprehensif, tidak hanya dari sisi keamanan warga, tetapi juga perlindungan habitat satwa liar,” jelas Darwin.
BKSDA mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di wilayah sungai, terutama tanpa pengawasan atau pengamanan. Upaya edukasi dan pelibatan warga dinilai krusial dalam mencegah konflik lebih lanjut antara manusia dan satwa liar.
Foto sampul: Ilustrasi buaya muara (Crocodylus porosus) betina. | Richard.Fisher/Wikipedia
Penulis: Mardili