Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri

Hasbi
3 min read
2025-04-22 01:20:09
Iklan
Ilustrasi macan tutul jawa (Panthera pardus melas). | Foto: shutterstock

Gardaanimalia.com - Seekor macan tutul (Panthera pardus melas) diduga memangsa dua ekor kambing milik warga bernama Sutrisno di Desa Tundagan, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan.

Peristiwa ini terjadi dalam dua waktu berbeda, yakni Rabu (16/4/2025/) dan Jumat (18/4/2025) malam.

Macan tersebut diduga memanfaatkan celah di kandang, lalu naik ke atap untuk menyusup ke dalam.

Kemunculan satwa liar tersebut diduga disebabkan sang induk macan tutul tengah mengajari sang anak berburu.

“Dari pengalaman kemunculan macan tutul beberapa bulan lalu di Desa Gunungmanik, kami duga macan tutul yang muncul di Desa Tundagan ini adalah induk dan anak,” jelas Kepala BKSDA Cirebon Slamet Priambodo, mengutip RRI.

Desa Tundogan juga merupakan salah satu wilayah yang mencakup habitat sang kucing besar.

Habitat tersebut, menurut Slamet, melintasi wilayah Kecamatan Ciniru, Kecamatan Hantara hingga Kecamatan Cimenga.

Keresahan warga atas kemunculan macan tutul ini pun menjadi sorotan. Sebab konflik satwa dan manusia dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan perlu direspons serius.

Menanggapi hal ini, Kepala Resort KSDA Cirebon, Slamet, mengaku pihaknya masih belum dapat langsung ke lapangan, sebab masih fokus menjaga kawasan konservasi.

Namun, ia menyarankan warga melakukan pengusiran mandiri, seperti pada meronda malam hari dan anak-anak tidak keluar saat hari mulai gelap.

“Untuk sementara warga dapat menggunakan bunyi-bunyian seperti kentongan atau mercon untuk mengusir macan,” jelasnya Minggu (20/4/2025).

Ia menjelaskan pengusiran tersebut jika tidak berhasil, perlu metode lanjutan. Yakni, menempatkan kotoran singa atau harimau di sekitar lokasi kemunculan yang diyakini akan cukup efektif.

Sedangkan menurut Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat mengutip Kompas, kemunculan macan tutul ini perlu dilakukan tindakan penangkapan agar masyarakat merasa tenang.

“Secara teknisnya mungkin petugas BKSDA lebih paham. Namun, setahu saya ada dua metode penangkapan yang bisa dilakukan, antara lain bisa dijebak atau tembak bius jika susah ditangkap,” jelasnya.

Ia melanjutkan, usai evakuasi satwa dapat diserahkan kepada BKSDA atau dimasukkan ke kandang.

Akan tetapi, pasca-konflik dengan manusia, satwa dilindungi ini acapkali bernasib tidak jelas.

Setelah malang melintang melalui ‘batas administrasi negara’ untuk mencari makanan, nasibnya bisa terkatung-katung di kandang rehabilitasi atau lembaga konservasi.

Jika mujur, satwa penghuni sisa hutan jawa ini bisa kembali ke habitat–dengan menunggu sederetan seremonial persiapan pelepasliaran yang dilakukan pemerintah.

Hidup Kucing Besar di Hutan yang Tercecer

Konflik antara macan tutul jawa dan manusia berulang kali terjadi. Sebagai predator puncak tersisa yang ada di Pulau Jawa, ia memiliki risiko tinggi mendekati kepunahan.

Dalam wawancara dengan Mongabay, Peneliti Macan Tutul Jawa Hariyo Wibisono mengatakan bahwa konflik yang terjadi dan hilangnya habitat menyebabkan sang kucing besar semakin sedikit keberadaannya di alam.

“Sekitar 3,2 dan 1,3 macan tutul per tahun berkonflik dengan manusia dan perdagangan ilegal satwa liar selama 13 tahun terakhir. Penelitian menyebut bahwa bagian tubuh macan tutul jawa telah masuk jaringan perdagangan internasional,” jelas Hariyo.

Kesadaran publik juga perlu diintensifkan dalam konflik satwa dan manusia. Sebab setelah harimau jawa dinyatakan punah, macan tutul jawa menjadi kucing besar tersisa dalam kondisi kritis.

“Perannya amat penting dalam menyeimbangkan ekosistem. Masyarakat yang tinggal di Jawa harus melestarikan macan tutul untuk memastikan ekosistem hutan yang tersisa, sehat untuk kehidupan manusia,” kata dia.

Dalam konteks konflik macan tutul dan manusia, hal tersebut terjadi disebabkan habitat macan yang kecil dan terisolasi, dengan daya jelajah luas.

Macan tutul sangat tahan terhadap modifikasi lahan yang digunakan manusia. Akibatnya tak jarang macan tutul mencari mangsa di luar hutan jika makanan sudah habis.

“Konflik yang paling umum adalah ketakutan masyarakat setempat ketika menyaksikan macan tutul melintasi kebun. Dalam situasi tersebut, masyarakat sering memasang jebakan untuk menangkapnya,” jelas dia.

Tags :
macan tutul jawa Panthera pardus melas konflik Kabupaten Kuningan
Writer: Hasbi
Pos Terbaru
Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!
Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!
Berita
24/04/25
Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni
Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni
Berita
23/04/25
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
Berita
22/04/25
Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran
Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran
Berita
21/04/25
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Berita
18/04/25
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25