Primata Berbisa Dievakuasi dari Permukiman di Kabupaten Kuningan

Hasbi
3 min read
2025-02-24 22:58:41
Iklan
Ilustrasi kukang jawa (Nycticebus javanicus), satwa berbisa yang dievakuasi damkar di Kabupaten, Kuningan, Jawa Barat. | Foto: Kukangku.id

Gardaanimalia.com - Seekor kukang jawa (Nycticebus javanicus) yang ditemukan berada di halaman rumah warga Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat berhasil dievakuasi petugas UPT Pemadam Kebakaran (Damkar).

Evakuasi dilakukan setelah warga asal Desa Sampora, Kecamatan Cilimus menemukan satwa dilindungi tersebut di atas pohon jambu.

Kepala UPT Damkar Kuningan Andri Arga Kusumah mengatakan, warga yang awalnya mencoba menangkap kukang justru mendapat gigitan dari primata itu.

Karena tak ada lagi yang berani menangkap, pelapor mengontak damkar untuk meminta bantuan evakuasi.

Empat anggota damkar pun sampai ke lokasi menggunakan satu kendaraan dinas. 

“Evakuasi dilakukan dalam waktu 10 menit,” kata Andri melalui Inews Kuningan pada Minggu (23/2/2025).

Andri mengatakan tidak ada kendala dalam proses evakuasi tersebut. Namun, ia mengimbau agar masyarakat segera melapor ke pihak berwenang jika menemukan satwa dilindungi seperti kukang, sehingga dapat dievakuasi dengan cara yang aman.


Kukang adalah Primata Berbisa

Menanggapi gigitan kukang yang dialami warga dalam insiden tersebut, Dokter Hewan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Indri Saptorini mengatakan, kukang memiliki gigi yang tajam dan sudah lengkap sejak dia lahir. Selain untuk makan, gigi tersebut digunakan sebagai alat perlindungan diri.

Gigitan kukang tentu dapat menimbulkan luka terbuka. Luka dapat diperparah lantaran kukang yang memiliki kelenjar "bisa" yang ada di lengan atas. Bisa ini biasanya mereka jilat dan diselipkan ke gigi.

“Jika manusia tergigit, yang paling ringan akan menimbulkan luka. Namun, bisa juga bengkak di area tergigit, demam, dan yang paling parah reaksi alergi anafilaksis seperti sesak nafas,” jelasnya saat dihubungi Garda Animalia, Senin (24/2/2025).

Gigitan kukang bukanlah “racun” melainkan “bisa”. Pada dasarnya, racun akan menimbulkan efek jika masuk ke tubuh manusia melalui oral. Namun, bisa akan menimbulkan efek jika masuk ke tubuh manusia melalui aliran darah.

Karena kukang, tutur Indri, memiliki kelenjar “bisa” dan termasuk satu-satunya “venomous primate” di dunia.

“Selama ini komplikasi yang ditimbulkan dari kukang disebabkan gigitannya. Ia menimbulkan luka dan menjadi jalan untuk “bisa” ini masuk. Namun, belum ada penelitian apakah jika manusia akan menerima efek yang sama ketika “bisa” ini masuk melalui mulut atau oral,” jelasnya.

Indri menjelaskan, pertolongan pertama jika seseorang yang tergigit kukang adalah mencuci luka tersebut dengan air mengalir.

Kemudian, dengan segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan sesuai gejala yang timbul.

Jika menemui Nycticebus javanicus di permukiman, Indri menyarankan masyarakat cukup menghalaunya agar kembali ke kebun atau habitatnya.

“Apabila tetap tidak mau pindah, bisa hubungi pihak yang berwenang seperti BKSDA,” kata dia.

Tags :
Kukang jawa Nycticebus javanicus primata berbisa evakuasi Damkar Kabupaten Kuningan
Writer: Hasbi
Pos Terbaru
BKSDA Kalteng Selamatkan Dua Orangutan dalam Dua Hari
BKSDA Kalteng Selamatkan Dua Orangutan dalam Dua Hari
Berita
26/02/25
Ribuan Kupu-Kupu Awetan yang Hendak Diseludupkan ke Cina Akhirnya Dimusnahkan
Ribuan Kupu-Kupu Awetan yang Hendak Diseludupkan ke Cina Akhirnya Dimusnahkan
Berita
26/02/25
Melacak Pusaran Perdagangan Ilegal Kura-Kura Moncong Babi Papua
Melacak Pusaran Perdagangan Ilegal Kura-Kura Moncong Babi Papua
Liputan Khusus
26/02/25
Indra Kembali ke Habitat Usai Dievakuasi di Aceh Timur
Indra Kembali ke Habitat Usai Dievakuasi di Aceh Timur
Berita
25/02/25
Seekor Kucing Kuwuk Ditemukan di Kandang Ayam di Kabupaten Agam
Seekor Kucing Kuwuk Ditemukan di Kandang Ayam di Kabupaten Agam
Berita
25/02/25
Primata Berbisa Dievakuasi dari Permukiman di Kabupaten Kuningan
Primata Berbisa Dievakuasi dari Permukiman di Kabupaten Kuningan
Berita
24/02/25
Hidup-mati Kukang Sumatera di Jaringan Listrik Air Naningan
Hidup-mati Kukang Sumatera di Jaringan Listrik Air Naningan
Liputan Khusus
24/02/25
Jejak Harimau Ditemukan di Mukomuko, BKSDA Siagakan Box Trap
Jejak Harimau Ditemukan di Mukomuko, BKSDA Siagakan Box Trap
Berita
22/02/25
BKSDA akan Lepas Liarkan Buaya yang Dititipkan di Cimory
BKSDA akan Lepas Liarkan Buaya yang Dititipkan di Cimory
Berita
21/02/25
Empat Ekor Kakatua dari Seram Gagal Dibawa menuju Pulau Ambon
Empat Ekor Kakatua dari Seram Gagal Dibawa menuju Pulau Ambon
Berita
20/02/25
Elang hingga Landak Jawa Dilepasliarkan di Pegunungan Sanggabuana
Elang hingga Landak Jawa Dilepasliarkan di Pegunungan Sanggabuana
Berita
20/02/25
Harapan Baru, Gajah Septi Lahirkan Anak dalam Kondisi Sehat
Harapan Baru, Gajah Septi Lahirkan Anak dalam Kondisi Sehat
Berita
20/02/25
Sebanyak 982 Ekor Burung Diselundupkan di Sasis Truk di Bakauheni
Sebanyak 982 Ekor Burung Diselundupkan di Sasis Truk di Bakauheni
Berita
20/02/25
Setahun Berjalan, Hasil Survei Macan Tutul Jawa Diumumkan ke Publik
Setahun Berjalan, Hasil Survei Macan Tutul Jawa Diumumkan ke Publik
Berita
19/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Lampung akan Direlokasi
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Lampung akan Direlokasi
Berita
19/02/25
Belum Memenuhi Syarat LK, Kebun Binatang Serahkan Satwa Dilindungi ke BKSDA
Belum Memenuhi Syarat LK, Kebun Binatang Serahkan Satwa Dilindungi ke BKSDA
Berita
18/02/25
Payang, Bayi Orangutan yang Diselamatkan dari Kejaran Anjing
Payang, Bayi Orangutan yang Diselamatkan dari Kejaran Anjing
Berita
18/02/25
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Berita
17/02/25
Beruang Madu di Perkebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Beruang Madu di Perkebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Berita
17/02/25
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Berita
15/02/25