Puluhan Pelatuk Bawang Tanpa Izin Angkut Dilepasliarkan di Jambi

Hastini Asih
3 min read
2024-10-15 14:51:34
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - BKSDA Jambi bersama Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) melepasliarkan puluhan burung jenis pelatuk bawang (Dinopium javanense) di Hutan Kota Muhammad Sabki, Kota Jambi, Jumat (11/10/2024).

Direktur Polairud Polda Jambi Kombes Pol Agus Tri Waluyo menjelaskan, puluhan burung berasal dari hasil pengamanan oleh petugas Polairud Jambi saat Patroli Sambang Wilayah Pesisir.

Patroli tersebut dilakukan di perairan Sungai Batanghari Kota Jambi pada Kamis (10/10/2024).

"Saat melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap salah satu speedboat yang sedang mengangkut penumpang, personel menemukan empat buah kotak yang diduga berisikan lebih kurang 40 ekor burung jenis pelatuk," terang Agus.

Menurutnya, puluhan burung tersebut diterima oleh seseorang berinisial DP tanpa dilengkapi dokumen pengangkutan satwa liar.

Karenanya pemilik dan puluhan satwa liar tersebut diamankan petugas ke Mako Ditpolairud Polda Jambi.

"Tanpa dilengkapi dengan dokumen, yang diterima oleh seseorang berinisial DP. Menurut keterangan dari DP, burung pelatuk ini akan dikirim kembali ke Kabupaten Kerinci," tambahnya.

Dikatakan Agus, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BKSDA Jambi untuk penanganan puluhan burung tersebut.

Setelah diperiksa BKSDA Jambi, satwa itu bukan termasuk jenis satwa yang dilindungi. 

Meski begitu, puluhan burung tersebut tetap dilepasliarkan karena pemilik tidak memiliki izin atau dokumen resmi terkait pengangkutan burung.

"Karena pemilik tidak memiliki surat izin berkaitan dengan pengangkutan burung, sehingga burung tersebut dilepasliarkan ke habitatnya," pungkas Agus.

Untuk diketahui, burung pelatuk bawang berstatus risiko rendah atau least concern dalam IUCN Red List.

Tren populasinya tercatat menurun (decreasing).

Tags :
jambi bksda jambi lepas liar burung pelatuk bawang Dinopium javanense
Writer: Hastini Asih