Badak Sumatra, Penjaga Hutan yang Hampir Punah
3 min read

Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.
Oleh: Sarah Sjafina, Kontributor Garda Animalia
Gardaanimalia.com - Spesies badak merupakan salah satu satwa yang terancam punah di dunia, khususnya di Indonesia. Badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) ditetapkan sebagai satwa dengan status kritis dalam Daftar Merah yang dipublikasikan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Satu-satunya badak bercula dua di Asia ini kerap kali diambil culanya dan diperdagangkan dalam skala internasional. Harganya yang sangat tinggi mendorong organisasi Save The Rhino melarang media secara global untuk mempublikasikannya.
Konon, cula badak dipercaya sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Padahal, hasil penelitian memperlihatkan bagian-bagian tubuh badak ditinjau memiliki fungsi serupa dengan kuku kuda, paruh kakatua, dan rambut maupun kuku manusia yang tersusun dari zat keratin tanpa khasiat apapun secara ilmiah.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Badak sumatra merupakan satwa yang dilindungi, tidak boleh disakiti, dibunuh, dipelihara ataupun diperdagangkan. Siapapun yang melanggar akan dikenakan sanksi denda hingga Rp 100 juta dan hukuman penjara paling lama 5 tahun.
Menurut ahli badak yang juga merupakan Program Manajer Yayasan Badak Indonesia (YABI), kehidupan Badak sumatra juga terancam karena habitat utama mereka kerap kali diubah menjadi perkebunan sawit, kopi, dan tanaman pertanian lainnya.
Baca juga: Komodo Diprediksi 30 Tahun Lagi Akan Punah, Ini Penyebabnya!
Populasi Badak Kritis
Para peneliti juga bersepakat bahwa populasi Badak sumatra saat ini jumlahnya kurang dari 80 individu yang masih hidup. Saat ini, keberadaan badak yang populasinya semakin kritis ini masih dapat ditemukan di tiga kawasan konservasi di Pulau Sumatera yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), dan Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Sebagian populasi badak masih ditemukan terpencar di luar kawasan konservasi. Populasi ini sangat rentan menjadi sasaran perburuan liar untuk diperdagangkan culanya. Berdasarkan temuan Tim Rhino Protection Unit di TNBBS, populasinya diprediksi berjumlah 17–24 individu.
Mamalia besar yang hidup di hutan rawa dengan dataran rendah ini sebenarnya memiliki peran penting dalam menjaga fungsi ekosistem habitatnya. Mereka adalah penjelajah dan pemakan pucuk dedaunan yang turut membantu pertumbuhan pucuk baru tersebut. Tumbuhnya pucuk dedaunan yang baru dapat lebih banyak menyerap karbon dioksida dibandingkan pucuk daun yang tua. Badak yang hidup dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri ini juga memiliki kemampuan menebar benih ke lapisan tanah di hutan.
Berdasarkan temuan Direktur Eksekutif YABI, lebih dari 10 jenis tanaman tumbuh dari sebaran kotoran badak yang dikemas dalam polybag. Oleh karena itu, spesies badak dengan ukuran terkecil dibanding sub-spesies lainnya di dunia ini mempunyai peran yang signifikan dalam menjaga kualitas hutan dan tentunya dalam memitigasi pemanasan global.
Kehilangan habitat dan perburuan liar lantas mengancam keberadaan Badak sumatera yang memiliki peran penting dalam menjaga hutan dan keseimbangan ekosistem alam.
Tags :
badak sumatra
Writer:
Pos Terbaru

Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Berita
14/02/25
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Opini
13/02/25
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Berita
13/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Berita
13/02/25
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25
Penyelundupan 42 Ekor Satwa Liar Tanpa Pemilik Digagalkan di Sorong
Berita
31/01/25
Memelihara Satwa Liar Dilindungi: Bentuk Empati atau Pelanggaran Hukum?
Opini
30/01/25
Ketika Kepentingan Gajah masih menjadi Prioritas ke-13
Opini
30/01/25
Air dan Api Diserahkan ke BKSDA Kalteng
Berita
11/11/24Bacaan Populer
Baca berita terbaru seputar satwa liar di sini

1
Wajib Tahu! 13 Jenis Biawak Dilindungi di Indonesia
09/03/20
2
Pemilik Kura-kura Impor yang Ditangkap Tipidter Bareskrim Mabes Polri Dijerat UU Karantina Hewan
01/08/18
19520
3
Selundupkan Murai Batu ke Malaysia, Patrum Dihukum 3 Bulan Penjara dan Denda 100 juta
11/10/19
17026
4
5 Jenis Burung Takur Dilindungi di Indonesia yang Masih Diperdagangkan
15/04/21
15807
5
Sering Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Rusa dan Kijang
03/08/21
14564
6
Kejanggalan Penangkaran Harimau Benggala Milik Alshad Ahmad
14/01/20
14197
7
Kenali Jenis Otter yang Tidak Boleh Dipelihara di Indonesia
10/12/20
13779
8
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P106 Tahun 2018
30/01/19
13368
9
Binturong, Musang Besar yang Menjadi Spesies Kunci Ekosistem
07/12/18
12130
10
Kenali 4 Jenis Ikan Belida yang Dilindungi
15/03/21
12028