FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu

Gardaanimalia.com - Jika spiderman sudah pensiun dan mencari pemain pengganti dari spesies lain, mungkin munguk beledu (Sitta frontalis) akan menjadi kandidat kuat!
Sebab, ia mampu berjalan turun di batang pohon secara vertikal, bahkan berjalan secara terbalik di bawah dahan pohon!
Burung ini sering disebut sebagai “rambatan” karena kebiasaannya merambat pada batang dan cabang pohon saat mencari makanan.
Burung berukuran kecil ini memiliki panjang tubuh sekitar 12 sampai 14 sentimeter. Biasanya, mereka hidup dalam kelompok kecil dan kerap kali berkumpul dengan jenis burung lain saat mencari makanan.
Di pepohonan, mereka cenderung sangat aktif dan energik, lho! Di sanalah dia mencari serangga kecil, ulat dan laba-laba sebagai makanannya.
Berjalan terbalik ala munguk beledu. | Foto: Mike Prince/Wikidata
Munguk beledu biasanya ditemukan di hutan dataran rendah, perbukitan, hutan pinus, hutan rawa, dan perkebunan hingga ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.
Ia tersebar di India, Cina Selatan, Asia Tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar. Sementara di Indonesia, ia tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.
Musim kawin dari munguk beledu berlangsung dari April hingga Agustus.
Sarangnya berupa lubang kecil, dan di sanalah telurnya yang berwarna putih berjumlah 3 sampai 4 butir disimpan.
Burung ini tak lepas dari ancaman-ancaman yang menyertainya, terutama hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan.
Meskipun cukup adaptif dan sering ditemukan di berbagai tipe lahan, konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan dapat mengganggu populasinya dalam jangka panjang.
Selain itu, saat ini munguk beledu menjadi incaran para pemburu untuk diperdagangkan sebagai burung kicau.
Populasinya cenderung menurun, tetapi masih dikategorikan berstatus least concern di IUCN Red List.
Belum ada pos terkait

FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu

Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
