BKSDA Halau Gajah ke Kawasan Hutan

Gardaanimalia.com - Konflik gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) kembali terjadi di pedalaman Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya.
Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Jaya, Supriadi, mengatakan pihaknya telah menerima laporan terkait permasalahan tersebut.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan rekan lainnya di CRU guna membantu menghalau gajah ke habitatnya, agar tidak menganggu lagi tanaman warga," ujarnya, Sabtu (1/10).
Menurutnya, teman-teman di CRU (Conservation Response Unit) akan langsung bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan konflik satwa liar.
Salah satu yang dilakukan tim adalah membantu masyarakat dalam melakukan penghalauan atau pengusiran satwa endemik Pulau Andalas tersebut.
Sementara itu, Kepala BKPH Krueng Teunom, Armidi mengungkapkan bahwa pihaknya yang telah melaporkan konflik satwa liar kepada petugas berwenang.
"Kami sudah melaporkan perihal tersebut kepada pihak BKSDA Aceh dalam hal ini juga tim NGO CRU Aceh terhadap penanganan gajah tersebut," jelas Armidi.
Karena menurutnya, kewenangan tetap ada pada mereka. "Dan setelah ada perintah untuk turun kita akan segera turun ke lokasi," ucapnya.
Armidi menyebutkan, sejak 2022 sudah ada belasan kasus konflik gajah sumatera dan manusia di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh.
"Sejak awal Januari 2022 sudah ada lebih kurang 15 kasus di Kecamatan Krueng Sabee terkait konflik gajah tersebut, dan kita berusaha membantu dan menghalaunya ke habitatnya."
Sebelumnya, kawanan gajah liar telah masuk perkampungan warga Desa Panggong, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya. Akibatnya gubuk dan tanaman warga mengalami kerusakan.
Perlu diketahui, Elephas maximus sumatrensis termasuk satwa dilindungi. Hal itu tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, gajah sumatera dijamin perlindungannya oleh negara.

FLIGHT: Penyelundupan Burung Kicau sudah Seperti Minum Obat, Tiga Kali Sehari!
13/03/25
Berkelana dengan Lensa ala Regina Safri
08/03/25
Burung-Burung Migran di Pantai Sasa dan Masa Depan Mereka
07/03/25
Terisolir di Kebun Sawit, Orangutan Sumatera Dievakuasi ke Hutan Lindung
06/03/25
Pentingnya Satwa Liar bagi Orang Ternate
05/03/25
Biawak Dilindungi dalam Botol Mineral Disita Petugas di Ternate
05/03/25
Menjelang Tengah Malam, si Manis yang Melintasi Jalan Berhasil Dievakuasi

FLIGHT: Penyelundupan Burung Kicau sudah Seperti Minum Obat, Tiga Kali Sehari!

Jual Sepatu sekaligus Pipa Rokok Gading Gajah, FS Diringkus Polisi

Harimau dalam Kondisi Cacat Masuk Kandang Jebak di Kabupaten Agam

Bayi Gajah yang Tersesat di Kebun Sawit Dievakuasi ke PLG Minas

Seekor Beruang Madu Terluka Akibat Jerat di Kawasan Konservasi Riau

Kekerasan terhadap Lumba-Lumba di Muna dan Pentingnya Edukasi Masyarakat Terkait Satwa Dilindungi

Dugong yang Tidur, Semoga Tidak Selamanya

Sebanyak 243 Reptil Diselundupkan, 40 Persen di Antaranya Mati

Kasus Berlanjut, Sekarung Sisik Trenggiling Diserahkan ke Kejati Sumut

Berkelana dengan Lensa ala Regina Safri

Burung-Burung Migran di Pantai Sasa dan Masa Depan Mereka

Terisolir di Kebun Sawit, Orangutan Sumatera Dievakuasi ke Hutan Lindung

Bermula dari Berita Viral, Enam Warga Ditangkap karena Bunuh Harimau Sumatera

Pentingnya Satwa Liar bagi Orang Ternate

Biawak Dilindungi dalam Botol Mineral Disita Petugas di Ternate

Dibawa dari Padang, Seekor Kucing Hutan Diamankan di Bakauheni

TNI AL Gagalkan Upaya Penyelundupan Satwa Liar di Selat Malaka

Balai Karantina Gagalkan Penyelundupan Belasan Cica Daun dari Kalimantan

Siamang dan Bekantan Ditemukan di Rumah Warga di Tanjungbalai Sumut
