Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Diduga Kuat Terusik dan Lapar, Orangutan Menyeberangi Jalan di Kutai

838
×

Diduga Kuat Terusik dan Lapar, Orangutan Menyeberangi Jalan di Kutai

Share this article
Seekor orangutan terlihat melintas di Jalan Raya di Kutai, Kalimantan Timur saat cuaca gerimis dan jalan aspal yang basah. | Foto: The Centre for Orangutan Protection (COP)/Instagram
Seekor orangutan terlihat melintas di Jalan Raya di Kutai, Kalimantan Timur saat cuaca gerimis dan jalan aspal yang basah. | Foto: The Centre for Orangutan Protection (COP)/Instagram

Gardaanimalia.com – Beredar video yang merekam seekor orangutan sedang menyeberangi jalan di tengah cuaca gerimis dan jalan aspal yang basah beberapa waktu lalu di Kutai, Kalimantan Timur.

Arif Muhammad, Kapten Habitat The Centre for Orangutan Protection (COP) mengungkapkan bahwa kemungkinan besar satwa dengan nama ilmiah Pongo pygmaeus tersebut berusaha mencapai jalan seberang untuk mencari sumber pangan lain.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Orangutan yang melintas di Jalan Ahmad Yani, jalur poros Simpang Perdau, Begalon, menuju Kecamatan Muara Wahau yang diduga kesulitan mencari makan itu, menurut Arif dikarenakan habitatnya kian tergerus oleh aktivitas manusia, utamanya pertambangan.

Berdasarkan lokasi orangutan yang diterima oleh COP, Arif menduga itu berada di sekitar area kegiatan pertambangan. “Dugaan kami sejauh ini memang ada habitat yang menyempit karena beberapa aktivitas, termasuk aktivitas tambang yang ada di Kutai Timur khususnya,” ujar Arief dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (18/11).

Terkait peristiwa tersebut, saat ini COP sedang melakukan koordinasi dengan BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong untuk mengumpulkan lebih banyak data, ujar Arif.

“Kalau memang kita melihat di area tersebut habitatnya sudah tidak memungkinkan untuk orang utan hidup di situ kita melakukan upaya lain. Contohnya transloct atau memindahkan lokasi orangutan tersebut,” imbuhnya.

Tidak jauh berbeda, dalam merespon munculnya orangutan di jalan raya, BKSDA Kalimantan Timur, Ivan Yusfi menerangkan bahwa Kutai Timur memang merupakan lokasi tempat tinggal satwa primata khas Borneo tersebut yang kini terganggu karena manusia.

“Memang di situ habitat orangutan, dan banyak aktivitas manusia. Mulai dari Bengalon, Tepian Langsat. Ada hutan sekunder, tambang dan perkebunan. Karena keberadaan manusia, mereka (orangutan) terusik,” ujar Ivan, Kamis (18/11) dilansir dari Niaga Asia.

Setelah mendapatkan informasi itu, BKSDA Kaltim pun menurunkan tim ke lokasi, ujar Ivan, dan saat ini tim sedang menyelidiki, salah satunya untuk melakukan pengamatan terhadap perilaku pergerakan orangutan dalam aktivitas harian mencari makan,

“Kalau memungkinkan, tim juga bisa melakukan penyelamatan evakuasi orangutan itu. Tim masih bekerja di lapangan, karena orangutan itu terus bergerak,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ivan berpesan agar masyarakat tidak memberi makan orangutan jika bertemu di jalan karena ia mencemaskan hal tersebut akan berpengaruh pada sifat liar satwa asli Kalimantan tersebut.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments