FOTO: Perbedaan Orangutan Tapanuli dan Orangutan Sumatera

Arifin Al Alamudi
3 min read
2025-03-19 07:31:30
Iklan
Potret orangutan tapanuli (kiri) dan orangutan sumatera (kanan). | Foto: Arifin Al Alamudi

Gardaanimalia.com - Sekilas tampak sama, tetapi ada perbedaan mencolok jika diamati lebih dekat.

Inilah mengapa orangutan tapanuli dibedakan dari dua jenis orangutan lainnya di Indonesia, yakni orangutan kalimantan dan orangutan sumatera.

Perbedaan ini bahkan sudah terjadi secara genetika sejak jutaan tahun yang lalu. Dalam buku terbitan YEL/SOCP (Yayasan Ekosistem Lestari/Sumateran Orangutan Conservation Program) menyebutkan, pemisahan genetika orangutan tapanuli dari orangutan sumatera terjadi sekitar 3,38 juta tahun silam, sedangkan pemisahan dari orangutan kalimantan terjadi sekitar 670 ribu tahun yang lalu.

Melalui kemajuan teknologi di bidang genetika dan penelitian mendalam, baik secara morfologi, ekologi, serta perilaku orangutan, diketahui orangutan tapanuli memiliki perbedaan ciri-ciri dengan orangutan sumatera.

Oleh karena itu, nama latin mereka pun dibedakan. Orangutan tapanuli dinyatakan sebagai spesies baru pada Noveber 2017 dengan nama latin Pongo tapanuliensis, orangutan sumatera dengan sebutan Pongo abelii, dan orangutan kalimantan dengan nama Pongo pygmaeus.

Dibandingkan orangutan lainnya, populasi Pongo tapanuliensis sangatlah kecil. Berdasarkan riset terakhir, hanya tersisa sekitar 800 individu di habitatnya.

Merujuk situs International Union for Conservation of Nature (IUCN), satwa yang sebagian besar habitatnya berada di atas 850 meter ini telah masuk daftar merah dengan keterangan sangat terancam punah (critically endangered).

Usia hidupnya ditaksir mencapai umur 50-60 tahun. Orangutan tapanuli betina baru punya anak pertama di usia 15 tahun, dan jarak melahirkan antaranak sekitar 8 atau 9 tahun.

Perlu diketahui, orangutan sumatera tersebar di Aceh dan Sumatra Utara. Sementara, orangutan tapanuli hanya ditemukan di Ekosistem Batang Toru yang terletak di tiga kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.

Meski sama-sama berada di Pulau Sumatra, secara fisik orangutan tapanuli dan orangutan sumatera memiliki perbedaan.

Berikut ulasan mengenai potret perbedaan antara orangutan tapanuli dan orangutan sumatera, dikutip dari buku Membingkai Satwa Primata Indonesia dalam Tiga Pilar: Biologi, Konservasi, Biomedis yang ditulis oleh Wanda Kuswanda dan Tri Atmoko.

Perbedaan Tengkorak dan Tulang Rahang

Perbedaan wajah orangutan tapanuli (kiri) dan orangutan sumatera (kanan). | Foto: Arifin Al Alamudi


Wanda Kuswanda membeberkan, orangutan tapanuli memiliki tengkorak dan tulang rahang yang lebih halus dibandingkan orangutan sumatera.

Akan tetapi, rambut orangutan sumatera cenderung lebih tebal dari kerabatnya di Tapanuli. 

Kepala Orangutan Tapanuli Lebih Kecil dan Bobot Lebih Ringan


Perbedaan warna rambut orangutan tapanuli (kiri) dan orangutan sumatera (kanan). | Foto: Arifin Al Alamudi


Orangutan tapanuli memiliki ukuran tubuh dan warna rambut yang menyerupai orangutan sumatera. Namun, mereka memiliki rambut kusam, kepala lebih kecil, wajah datar dan bobot lebih kecil.

Orangutan sumatra jantan memiliki bobot maksimal rata-rata 90 kilogram, sedangkan orangutan tapanuli jantan rata-rata hanya 80 kilogram.

Orangutan Tapanuli Memiliki Kumis dan Jenggot yang Menonjol


Potret orangutan tapanuli (kiri) dan orangutan sumatra sumatra (kanan). | Foto: Arifin Al Alamudi


Rambut orangutan tapanuli lebih tebal dan keriting. Serta, individu jantannya memiliki kumis dan jenggot yang menonjol dengan bantalan pipi berbentuk datar yang dipenuhi oleh rambut halus berwarna pirang.

Long Call Individu Jantan yang Berbeda


Potret orangutan tapanuli (kiri) dan orangutan sumatra sumatra (kanan). | Foto: Arifin Al Alamudi


Orangutan tapanuli jantan memiliki panggilan jarak jauh (long call) yang berbeda dengan panggilan orangutan sumatera jantan.

Rata-rata jarak jelajah harian orangutan di Batang Toru berkisar antara 760,7–1.089,3 meter per hari, dengan jarak jelajah harian orangutan betina yang lebih besar.

Wilayah jelajah (homerange) orangutan sangat bervariasi bergantung pada kondisi habitat, struktur umur, status sosial dalam komunitas lokal, serta gangguan manusia terhadap habitatnya yang dapat mencapai 2 sampai 3 kilometer persegi dan saling tumpang tindih.

Orangutan Tapanuli Sangat Suka Durian


Potret orangutan tapanuli (kiri) dan orangutan sumatra sumatra (kanan). | Foto: Arifin Al Alamudi


Orangutan tapanuli ternyata juga memakan jenis tumbuhan yang selama ini belum pernah tercatat sebagai sumber makanan bagi dua sepesies orangutan lain, di antaranya seperti biji aturmangan (Casuarinaceae), buah sampinur tali/bunga (Podocarpaceae), dan agatis (Araucariaceae).

Menurut Wanda Kuswanda, proporsi jenis pakan antara daun dan buah juga lebih berimbang. Termasuk durasi waktu untuk mencari makan dan beristirahat juga lebih berimbang. 

Hal ini sebagai bentuk adaptasi karena orangutan tapanuli lebih banyak menempati habitat tersisa di hutan dataran tinggi.

Menariknya, orangutan tapanuli sangat menyukai durian. Bukan hanya buah yang sudah matang, melainkan juga buah yang masih mentah.

Pada pohon durian yang sudah dikunjungi orangutan, sebanyak 80 sampai 90 persen dari buah yang ada akan habis, baik habis dimakan maupun yang jatuh karena dahannya patah.

Demikian juga pohon aren yang sudah didatangi orangutan, maka buah mudanya akan habis, tangkai buah menjadi rusak dan tidak bisa disadap untuk diambil niranya.

Nah, itulah lima perbedaan orangutan tapanuli dengan orangutan sumatera.

Sedikit kilas balik, penemuan orangutan tapanuli diawali dari penelitian populasi orangutan sumatra, sebagai hasil kerja sama antara KLHK, LIPI, IPB, Universitas Nasional, serta Yayasan Ekosistem Lestari-Program Konservasi Orangutan Sumatra (YEL-SOCP), yang telah berlangsung sejak 1997.

Sebelumnya, orangutan di hutan Tapanuli dianggap sebagai populasi orangutan paling selatan dari orangutan sumatra, yaitu termasuk spesies Pongo abelii.

Merujuk sumber sumatranorangutan.org, perbedaan genetika adalah alasan pertama untuk menjadikan orangutan tapanuli sebagai spesies yang berbeda dengan spesies Pongo abelii.

Beberapa ahli memperkirakan, sejarah geologis Danau Toba yang terbentuk dari beberapa letusan gunung api sekitar 1,2 juta tahun lampau telah menyebabkan terjadinya proses pemisahan populasi orangutan sumatera.

Bukan saja pada akhirnya menimbulkan perbedaan genetik di antara mereka, tetapi juga morfologi dan perilakunya.

Menariknya, hasil penelitian Alexander Nater dkk (2011) menunjukkan adanya bukti bahwa secara genetik spesies orangutan tapanuli justru lebih dekat dengan spesies orangutan kalimantan.


Artikel ini pertama kali terbit di IDN Times berkat beasiswa Bela Satwa Project yang diberikan oleh Garda Animalia dalam ajang Wildlife Journalism Competition 2024.

Tags :
orangutan tapanuli Pongo tapanuliensis orangutan sumatera Pongo abelii
Writer: Arifin Al Alamudi
Pos Terbaru
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Berita
26/03/25
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Berita
26/03/25
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Liputan Khusus
25/03/25
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Liputan Khusus
25/03/25
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]
Liputan Khusus
25/03/25
Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi
Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi
Berita
25/03/25