Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Gajah Terkapar Mati di Aceh Tengah

155
×

Gajah Terkapar Mati di Aceh Tengah

Share this article
Pelaksanaan bedah bangkai gajah sumatra yang mati di Aceh Tengah. | Sumber: TPFF Aceh
Pelaksanaan bedah bangkai gajah sumatra yang mati di Aceh Tengah. | Sumber: TPFF Aceh

Gardaanimalia.com – Berita duka menyelimuti dunia konservasi, satu individu gajah sumatra terbaring mati di Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.

Mamalia dengan nama ilmiah Elephas maximus sumatranus itu ditemukan di area perkebunan masyarakat. Lalu, pada Jumat (7/6/2024) sekitar pukul 10.00 WIB, warga melaporkan temuan jasad gajah tersebut.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Di sekitar lokasi juga ditemukan kawat listrik yang diperkirakan menjadi penyebab kematian satwa bertubuh besar tersebut.

“Ya, benar ada laporan gajah mati di Karang Ampar, Aceh Tengah,” kata Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata, Senin (10/6/2024).

Satu hari usai ditemukan oleh warga, jasad gajah tersebut pun langsung dilakukan proses nekropsi.

Nekropsi ialah tindakan pembedahan yang dilakukan pada hewan mati guna mengetahui penyebab kematian melalui ada atau tidaknya gangguan pada tubuh hewan tersebut.

Penemuan bangkai satwa lindung itu pertama sekali dilaporkan oleh Kepala Desa Karang Ampar kepada Tim Pengamanan Flora dan Fauna (TPFF) Aceh Tengah.

Gajah sumatra terkapar mati diduga karena terkena sengatan listrik. | Sumber: TPFF Aceh
Gajah sumatra terkapar mati diduga karena terkena sengatan listrik. | Sumber: TPFF Aceh

Mendapatkan laporan tersebut, Muslim selaku Ketua TPFF segera menuju ke lokasi tempat kejadian perkara (TKP). Ia menduga kematian satwa itu akibat tersengat pagar kawat listrik bertegangan tinggi.

“Diduga karena terkena setrum pagar listrik,” ucap Muslim.

Selanjutnya, Muslim melaporkan temuan tersebut ke Polsek Karang Ampar, BKSDA Aceh dan Conservation Response Unit (CRU).

Aceh Tengah Alami Deforestasi Paling Tinggi

Alih fungsi hutan menjadi perkebunan kini mulai menimbulkan konflik berkepanjangan antara satwa dan manusia. Hutan yang menjadi rumah bagi satwa kini perlahan menyusut dan hilang.

“Sepanjang tahun 2017 hingga 2023, Aceh Tengah menjadi kabupaten paling tinggi deforestasi,” kata Manajer GIS Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) Lukmanul Hakim.

Ia menyebutkan, tiga kabupaten deforestasi tertinggi 2023, yakni Aceh Selatan 1.854 hektare, Subulussalam 911 hektare, dan Aceh Utara 866 hektare.

“Akibatnya, ruang gerak satwa pun menjadi terbatas dan menyempit,” ucap Lukmanul Hakim.

HAkA mencatat, sepanjang 2023 Provinsi Aceh telah kehilangan tutupan hutan seluas 8.906 hektare.

Penyempitan ruang gerak satwa diduga menjadi salah satu faktor pemicu interaksi negatif atau konflik antara satwa liar dan manusia hingga menimbulkan korban.

Salah satu satwa yang kerap mengalami interaksi negatif dengan manusia adalah gajah sumatra. Hal itu diduga lantaran satwa tersebut memiliki lintasan jelajah di habitatnya yang kini berangsur hilang.

Berdasarkan IUCN Red List of Threatened Species, gajah sumatra berstatus kritis atau terancam punah (critically endangered).

Elephas maximus sumatranus merupakan salah satu jenis satwa liar dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments