Gardaanimalia.com – Populasi macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di Taman Nasional Bromo Tengger Sumeru (TNBTS) dilaporkan bertambah. Kabar ini disampaikan oleh Plt. Kepala BB TNBTS, Novita Kusuma Wardani. Ia menyebutkan bahwa satwa langka ini beberapa kali tertangkap kamera. Bahkan, jumlahnya diperkirakan bertambah dari tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu diketahui melalui rekaman 60 unit kamera trap yang dipasang di kawasan seluas 27,14 hektar. Seluruh kamera itu dipasang secara bertahap sejak tahun 2015 di titik-titik yang menjadi jalur perlintasan satwa langka ini.
Selain untuk memantau aktivitas macan, Novita juga berharap pemasangan kamera trap juga bisa mengurangi perburuan ilegal yang hingga saat ini masih terus terjadi.
Baca juga: Pelepasliaran 33 Satwa dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia
“Dengan adanya kamera trap yang dipasang di 60 titik ini semoga bisa mengurangi aktivitas perburuan satwa liar,” ucapnya seperti dikutip dari laman Kumparan.
Terpisah, Pengendali Ekosistem Hutan TNBTS, Toni Artaka mengaku sangat lega karena sekarang bisa mendapatkan bukti otentik eksistensi macan tutul jawa dalam bentuk foto. Sebelumnya pelacakan biasanya hanya dipantau dengan feses, jejak kaki, dan cakaran kuku.
Toni juga menyebut pada tahun 2020 silam pihaknya memantau tiga macan tutul jawa. Jumlahnya meningkat dari tahun 2019 yang hanya satu ekor saja yang sering terekam.
“Ini adalah data set monitoring. Di luar data ini, artinya masih ada harapan (populasinya) lebih banyak lagi,” jelas Toni.
Diperkirakan ada sekitar 21 ekor macan tutul baik yang berjenis kelamin jantan maupun betina yang hidup di TNBTS. Lokasinya tidak diungkapkan demi mencegah terjadinya perburuan ilegal.