Mengenal Kucing Emas, Satwa Pemalu yang Terancam Punah

3 min read
2020-06-23 15:58:59
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.

 



Gardaanimalia.com - Hampir semua orang di dunia menyukai kucing, si hewan lucu yang bersahabat dengan manusia. Namun, pernahkah kalian mendengar nama Catopuma temminckii alias Kucing emas?

Nama Kucing emas tiba-tiba melejit setelah beberapa waktu yang lalu, satwa ini ditemukan dalam jerat Babi di Hutan Sungai Dareh Pauah, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Agam, Selasa (16/6). Saat ditemukan, satwa langka dan dilindungi ini sudah dalam kondisi terluka parah di kaki kiri depan dan terancam amputasi.

Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bukittinggi yang mendengar kabar ini langsung turun tangan dan memberikan pertolongan. Sayang, setelah dua hari dirawat, satwa jantan berusia 4 tahun ini akhirnya mati.

Kasus ini pun membuat masyarakat, khususnya di Indonesia, kembali mendengar nama Kucing emas.

Jangan bandingkan Kucing dilindungi ini dengan si Moggy (Domestic shorthair atau Domestic longhair) alias kucing kampung yang bisa ditemukan di mana saja. Kucing emas adalah spesies langka yang sangat jarang menampakkan diri, apalagi di depan manusia.

Nama latin Catopuma temminckii sendiri disematkan sebagai penghormatan kepada ahli zoologi Belanda, Coenraad Jacob Temminck, yang pertama kali memaparkan soal kucing emas Afrika pada 1827 silam. Namun, tak hanya di Afrika, sebenarnya jenis kucing ini juga tersebar di daerah Tibet, China, Burma, Thailand, Malaysia, dan Sumatera.



Saat ini terdapat tiga subspesies Kucing emas, yaitu Catopuma temminckii temminckii ditemukan di Himalaya, daratan Asia Tenggara dan Sumatra, Catopuma temminckii dominicanorum ditemukan di tenggara Cina dan Catopuma temminckii tristis ditemukan di barat daya Cina.

Biasanya, kucing ini akan hidup di hutan hujan tropis dan sub-tropis, hingga hutan dengan daerah berbatu. Mamalia ini masuk dalam famili felidae yang membutuhkan konsumsi daging untuk bisa bertahan hidup. Kucing ini juga masih satu keluarga dengan harimau, singa, macan tutul, jaguar, hingga puma.

Sama seperti saudara-saudaranya; harimau, singa, macan tutul, jaguar dan puma, kucing emas memiliki tubuh yang cukup besar. Panjang tubuhnya bisa mencapai 116 hingga 161 sentimeter dan beratnya berkisar antara 12-15 kilogram!

Meski pun disebut kucing emas, sebenarnya warna rambut mereka cukup variatif, mulai dari emas kecoklatan, coklat, hitam, merah rubah, hingga abu-abu. Namun, kucing langka ini memiliki ciri khas garis putih dan hitam yang memanjang dari mata hingga leher, bawah perut, kaki dan ekor bagian bawah.

Satwa ini juga dikenal sebagai hewan misterius yang sangat pemalu. Karena sifat pemalunya, pola kawin mereka masih sangat sulit untuk diamati. Namun, diketahui, biasanya kucing emas betina bisa mengandung selama 80 hari dengan proses perkawinan 70 hari.

Jika kucing kampung bisa melahirkan anak banyak dalam satu waktu, kucing emas hanya bisa melahirkan satu hingga tiga anak saja sepanjang hidupnya. Biasanya, mereka akan melahirkan di lubang pohon.

Selama enam bulan pertama, anak kucing ini  hanya akan mengonsumsi air susu induknya saja. Baru setelah 12 bulan hidup di bawah pengawasan induknya, anak-anak kucing emas bisa hidup mandiri dan berburu sendiri.

Biasanya, mereka akan memburu hewan yang lebih kecil seperti tupai, ular, tikus, burung dan kelinci. Namun, kucing emas di beberapa tempat lainnya seperti di Sikkim, India, dilaporkan juga memburu babi hutan, rusa, kerbau, unggas, domba, dan kambing.

Terancam Punah


Sayangnya, saat ini Kucing emas masuk dalam daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) dengan status Near Threatened (NT) atau hampir terancam punah.

Sementara dalam CITES, Kucing pemalu ini masuk ke dalam Appendiks I yang berarti perdagangannya dilarang secara internasional.

Karena sifatnya yang pemalu, kucing ini juga sulit bertahan hidup di dekat manusia. Makanya, banyak sekali kucing emas yang justru mati saat berada dalam penangkaran atau kebun binatang.

Padahal, saat ini beberapa Kucing emas berada di pusat perlindungan satwa liar agar bisa diawasi populasinya. Selain itu, beberapa kebun binatang juga berusaha membiakkan kucing ini.

Selain sifatnya yang pemalu, alasan lain yang menyebabkan kucing ini nyaris punah adalah berkurangnya lahan hutan yang jadi habitat mereka dan perburuan liar. Banyak orang yang percaya, tulang kucing emas berkhasiat untuk pengobatan dan dagingnya sangat lezat.

Sama seperti harimau, kulit kucing emas juga laku keras di pasar gelap karena sangat langka dan mahal. Ironisnya, menurut salah satu mitos, membakar satu helas bulunya dapat mengusir harimau. Padahal, baik kucing emas maupun harimau, sama-sama saudara satu famili yang masuk kategori nyaris punah.

Tags :
agam kucing emas sumatra barat
Writer:
Pos Terbaru
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25