Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Gardaanimalia.com - Jauh hari sebelum Indonesia merdeka pada 1945, ternyata pemerintah Hindia Belanda sudah menetapkan trenggiling atau tenggiling sebagai satwa yang dilindungi.
Hal ini diungkapkan oleh staf BBKSDA Sumatera Utara Marcus Mangantar Pardamean Sianturi saat menjadi saksi ahli pada persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Kisaran dengan terdakwa Amir Simatupang, Senin (5/5/2025).
Amir Simatupang didakwa akibat turut serta dalam perdagangan 320 kilogram sisik trenggiling (bagian dari 1,2 ton sisik yang diambil dari gudang Polres Asahan) pada 11 November 2024.
Amir terjaring OTT tim gabungan penegak hukum bersama dua TNI, yaitu Serka M. Yusuf Harahap dan Serda Rahmadani Syahputra atau Dani (menjalani sidang militer) dan seorang polisi Bripka Alfi Hariadi Siregar (status saksi).
Di hadapan hakim, Marcus menjelaskan bahwa larangan perdagangan satwa dilindungi diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2024 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE).
Menurutnya, satwa berstatus dilindungi atau tidak berdasarkan tiga kategori. Pertama, populasinya kecil atau mengalami penurunan populasi yang drastis. Kedua, berada di lokasi berkonflik. Ketiga, rekomendasi status perlindungan satwa adalah dari otoritas keilmuan.
”Jadi trenggiling ini sudah memenuhi unsur itu, salah satu kategori saja sudah memenuhi unsur ditetapkan sebagai satwa dilindungi,” katanya.
Ia mengatakan berdasarkan literatur, Pemerintah Hindia Belanda sudah menetapkan trenggiling sebagai satwa yang dilindungi sejak 1930.
“Artinya ada manfaat yang didapat dari keberadaan trenggiling ini,” katanya.
Berdasarkan penelusuran Garda Animalia, ada catatan sejarah yang menunjukkan bahwa perdagangan sisik trenggiling dari seluruh dunia sudah terjadi sejak tahun 1860 ke Cina.
Secara khusus, ekspor trenggiling dari Indonesia ke Hong Kong sudah tercatat sejak 1925 bahkan kemungkinan lebih awal lagi. Kala itu pengiriman sepikul (60 kilogram) sisik trenggiling dari Batavia ke Hong Kong dihargai senilai 125 gulden atau setara dengan Rp18,5 juta saat ini.
Marcus melanjutnya, dalam peraturan pemerintah disebutkan bahwa menyimpan, memiliki, memburu, membunuh dan atau memperdagangkan spesimen atau bagian-bagian dari satwa yang dilindungi berhak dihukum. Bahkan jika menemukan satwa dilindungi yang sudah mati, tidak boleh disimpan bagian tubuhnya.
“Kalau kita lihat ada satwa dilindungi mati, lalu kita simpan bagian tubuhnya, itu bisa dipidana,” tegas Marcus.
Untuk itu BBKSDA Sumut, tambah Marcus, terus berupaya melakukan sosialisasi, pencegahan, patroli, serta punya resor-resor pengendalian sebagai upaya pencegahan. Ini bertujuan agar masyarakat semakin sadar untuk tidak memburu atau memperdagangkan satwa yang dilindungi negara.
Usai mendengarkan keterangan saksi ahli dan terdakwa, Ketua Majelis Hakim Yanti Suryani menskor sidang dan akan dilanjutkan pada 19 Mei 2025 dengan agenda pembacaan tuntutan.

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
19/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
09/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
06/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
02/05/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
28/04/25
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu

Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
