Sepasang Pasutri Serahkan Bayi Orangutan ke BKSDA

Gardaanimalia.com - Sepasang suami istri dari Desa Kekurak menyerahkan seekor bayi orangutan kepada Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Kalimantan Barat SKW II Sintang, Selasa (9/1/2024).
Sebelumnya, bayi orangutan tersebut ditemukan pertama kali oleh Al Wahyudi saat sedang memancing di sungai dekat hutan Desa Kekurak, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu.
Lokasi tersebut berbatasan dengan perkebunan sawit dan berseberangan dengan Desa Pulau Majang. Di lokasi yang tak jauh dari Danau Sentarum tersebut, Wahyudi mendengar suara yang mirip tangisan bayi.
Ia lalu menghampiri sumber suara dan mendapati seekor bayi orangutan sendirian tanpa induknya. Wahyudi kemudian membawa pulang satwa dilindungi tersebut dan merawatnya bersama sang istri.
Wahyudi juga sempat berkonsultasi dengan Babinsa Desa Pulau Majang. Ia disarankan untuk menyerahkan bayi orangutan tersebut ke pihak berwajib karena termasuk satwa yang dilindungi.
"Rasa sayang yang kian membesar membuat pasutri tersebut terus memelihara di rumahnya," tulis akun Instagram BKSDA Kalimantan Barat, Jumat (12/1/2023).
Anak primata tersebut telah dipelihara Wahyudi dan istri sejak akhir Desember 2023 lalu. Akhirnya, primata diindungi itu diserahkan ke pihak BKSDA Kalimantan Barat.
Penyerahan pada Selasa (9/1/2024) itu ditandai dengan penandatangan Berita Acara Serah Terima, dan Babinsa Desa Pulau Majang Serma Aspan sebagai saksi.
Informasi Terbaru Bayi Orangutan
Setelah diserahkan, pihak BKSDA Kalimantan Barat kemudian melakukan proses karantina untuk observasi tingkah laku dan kesehatan terhadap bayi orangutan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Kalimantan Barat Lidia Lilly menyebut, hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi satwa sehat secara medis tanpa adanya penyakit menular.
"Kondisi bayi orangutan secara umum baik. Dilihat dari nafsu makan baik. Kotoran atau fesesnya normal (tidak mengindikasikan diare)," ucapnya kepada Garda Animalia melalui WhatsApp, Rabu (17/1/2024).
Berdasarkan hasil identifikasi, kata Lidia, bayi orangutan tersebut berjenis kelamin betina dan usianya berkisar kurang lebih satu tahun.
"Satwa ini berjenis kelamin betina dan berusia kurang lebih satu tahun, ditandai dengan gigi taring yang telah tumbuh," lanjutnya.
Lidia juga mengatakan bahwa bayi orangutan menunjukkan perilaku bergantung pada manusia. Hal ini terjadi karena sebelumnya satwa tersebut telah dipelihara layaknya anak manusia.
Selanjutnya, satwa akan ditempatkan di sekolah hutan di Jerora untuk menjalani proses rehabilitasi sampai dinyatakan siap rilis ke habitat secara kesehatan, umur, dan perilaku.

Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi

Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya

Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan

Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara

Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok

Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!

Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan

Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi

Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang

Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh

Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran

Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun

Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut

Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak

Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik

Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga

Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat

Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik

Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan

Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
