Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Banyak Satwa yang Mati Akibat Kebakaran di TNWK

981
×

Banyak Satwa yang Mati Akibat Kebakaran di TNWK

Share this article
Situasi yang terjadi di hutan TNWK setelah kebakaran selama 12 jam. | Foto: Agus Susanto/Suaralampung.id
Situasi yang terjadi di hutan TNWK setelah api membakar kawasan selama 12 jam. | Foto: Agus Susanto/Suaralampung.id

Gardaanimalia.com – Kebakaran hutan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kecamatan Labuhan Ratu mengakibatkan sejumlah satwa yang hidup di kawasan tersebut dipastikan banyak yang mati, Rabu (1/12).

Terbakarnya semak seluas 50 hektar itu diketahui melalui laporan warga yang disampaikan kepada pihak Seksi PTN Wilayah, II Bungur pada pukul 13.00 WIB, ujar Nazaruddin, Kepala Seksi II TNWK, Jumat (3/12).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Setelah itu, lanjut Nazaruddin, pihaknya pun langsung menghubungi rekan kerja yang lain untuk berangkat melakukan pemadaman api di hutan TNWK, dengan melibatkan anggota SPTN II Bungur, mitra TNWK dan pam swakarsa.

Ia mengungkap bahwa kebakaran yang terjadi selama 12 jam itu diduga merupakan ulah dari pelaku ilegal yang berada dalam kawasan hutan yang terletak di Lampung Timur tersebut.

“Kebakaran sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu, dalam memudahkan aksi perburuan liar. Sudah ada bukti pelaku pembakar hutan TNWK yang sudah menjalani hukuman,” jelas Nazaruddin, dikutip dari Lampung suara.

Sukatmoko, Humas Balai TNWK menyebut bahwa saat kemarau datang, kebakaran hampir setiap tahun terjadi di lokasi tersebut. Dan ia memastikan bahwa kebakaran itu pasti berdampak bagi kehidupan satwa.

“Di semak-semak, alang-alang itu biasa untuk bertelur binatang unggas semacam ayam, binatang lainnya seperti ular pasti menjadi korban kebakaran tersebut,” ujar Sukatmoko.

Kemudian, ia mengatakan bahwa tujuan utama orang yang melakukan pembakaran semak-semak di TNWK adalah untuk mendatangkan satwa liar alias menjangan.

Pasalnya, ketika semak-semak sudah terbakar dan habis, maka alang-alang muda akan tumbuh. Alang-alang muda itu, kata Sukatmoko, merupakan pakan menjangan.

“Saat menjangan menikmati makanan alang alang yang masih muda di tempat eks kebakaran, pemburu akan mudah mendapatkan buruannya” pungkasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments