Edukasi

Berkenalan dengan Sang Pemangsa Endemik, Elang Sulawesi

20 Desember 2022|By Ananda Nurfiana Shafira
Featured image for Berkenalan dengan Sang Pemangsa Endemik, Elang Sulawesi

[caption id="attachment_16772" align="aligncenter" width="720"]Burung elang sulawesi dewasa. | Foto: Peter Ericsson/eBird Burung elang sulawesi dewasa. | Foto: Peter Ericsson/eBird[/caption] Gardaanimalia.com - Halo, Kawan Satwa! Apa kabar? Ada yang pernah dengar tentang elang sulawesi? Iya, burung elang asal Sulawesi, satwa dengan nama latin Nisaetus lanceolatus. Memang ya, kalau bicara soal konten edukasi tak pernah ada habisnya. Banyak sekali satwa yang dilindungi oleh UU di Indonesia, dan banyak di antaranya yang masih belum kita kenal. Salah satunya, ini dia. Let's go! Burung yang merupakan anggota dari kelas unggas ini memiliki persebaran di hutan hujan Sulawesi dan pulau sekitarnya. Kepulauan tersebut meliputi Muna, Banggai, Butung, Sula, dan beberapa wilayah lainnya, termasuk Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (sebelumnya bernama Taman Nasional Dumoga Bone).((https://www.pinhome.id/blog/elang-sulawesi-sulawesi-hawk-eagle-nisaetus-lanceolatus/)) [caption id="attachment_16773" align="aligncenter" width="1109"]Peta persebaran Nisaetus lanceolatus. | Foto: eBird Peta persebaran Nisaetus lanceolatus. | Foto: eBird[/caption]

Ciri-Ciri Burung Elang Sulawesi

Next! Kita bahas mengenai ciri-ciri tubuhnya. Burung dilindungi ini memiliki penampilan tubuh yang berbeda, antara yang dewasa dan remaja. Jika telah masuk masa dewasa, elang ini memiliki kepala, sayap, dan ekor berwarna cokelat tua. Lalu, terdapat garis dengan warna hitam dan putih menjadi corak khas pada bagian dadanya. Sementara, elang remaja mempunyai kepala berwarna putih dengan warna cokelat tua di bagian atasnya. Burung elang ini bertubuh sedang dengan panjang sekitar 56 sentimeter sampai 64 sentimeter. Sayapnya bisa merentang lebar sekitar 110 sentimeter sampai 135 sentimeter. Predator endemik ini memiliki kebiasaan bertengger di dahan. Di sana, mereka bersembunyi menunggu mangsa untuk kemudian menyerangnya. Mereka juga suka mencari mangsa di padang rumput terbuka pada ketinggian sekitar 250-2000 mdpl. Kadal, ular, mamalia, dan burung merupakan makanan utamanya. [caption id="attachment_16774" align="aligncenter" width="720"]Burung elang sulawesi remaja. | Foto: Holger Teichmann/eBird Burung elang atau Nisaetus lanceolatus remaja. | Foto: Holger Teichmann/eBird[/caption] Sayang seribu sayang, burung ini mengalami penurunan populasi. Berdasarkan IUCN Red List, diperkirakan populasinya saat ini berkisar 670-6.700 individu dewasa. Selain itu, satwa yang diilindungi di Indonesia ini diketahui punya status konservasi least concern (LC) yang berarti berisiko rendah.((https://www.iucnredlist.org/species/22696172/93547970)) Penyebab populasi satwa liar ini kian terancam salah satunya karena kerusakan habitat, perburuan liar, dan penjualan ilegal.((https://www.pinhome.id/blog/elang-sulawesi-sulawesi-hawk-eagle-nisaetus-lanceolatus/))((http://datazone.birdlife.org/species/factsheet/sulawesi-hawk-eagle-nisaetus-lanceolatus/text)) Padahal, dalam satu musim kawin yang berlangsung kira-kira pada Mei hingga Agustus, elang ini biasanya hanya menghasilkan satu butir telur.((https://www.pinhome.id/blog/elang-sulawesi-sulawesi-hawk-eagle-nisaetus-lanceolatus/)) Oleh karena itu, burung ini rentan menghadapi kepunahan. Nah, sekarang sudah kenal kan dengan burung elang endemik satu ini? Ayo, Kawan Satwa, kita lindungi satwa ini dari berbagai ancaman sehingga keberadaannya bisa tetap lestari di alam!
Ananda Nurfiana Shafira

Ananda Nurfiana Shafira

Belum ada deskripsi

Related Articles