Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Atika Byputri
3 min read
2025-05-19 05:42:49
Iklan
Celepuk banggai (Otus mendeni) di malam hari. | Foto: Burung Indonesia/Jihad

Gardaanimalia.com - Kawan Satwa, tahukah kamu mengenai jumlah spesies burung di Indonesia?

Berdasarkan informasi dari Burung Indonesia, sebanyak 1.835 spesies burung di Indonesia resmi tercatat pada 2025. Beragam spesies tersebut tersebar luas di tujuh wilayah Avifauna.

Yuk, kita kulik bersama jumlah spesies burung di Indonesia!

Jumlah Spesies yang Berkurang Satu 

Beragam spesies burung di Indonesia tersebar dari Pulau Jawa sampai Merauke.

Jumlah spesies terbanyak ditemukan di Papua yakni 707 spesies (71 di antaranya merupakan spesies endemis, Sumatra (633 spesies; 56 di antaranya spesies endemis); Jawa dan Bali (517 spesies, 80 di antaranya spesies endemis); Kalimantan (564 spesies, 6 di antaranya spesies endemis); Sulawesi (464 spesies, 168 di antaranya spesies endemis); Nusa Tenggara (590 spesie, 108 di antaranya spesies endemis); dan terakhir Maluku (435 spesies, 126 di antaranya spesies endemis).

Ternyata, banyak sekali spesies burung di Indonesia, ya!

Sayangnya, jumlah spesies burung tahun ini berkurang satu dari 2024 yang berjumlah 1.836 spesies.

Ada satu spesies yang dikeluarkan dari daftar, yakni kapinis kecil (Apus affinis) karena dianggap tidak lagi tersebar alami di Indonesia. 

Sebelumnya, kapinis kecil sering dianggap sebagai kapinis rumah (Apus nipalensis). Akan tetapi, Päckert et al., melalui penelitiannya pada 2012 menyatakan bahwa keduanya merupakan spesies yang berbeda dilihat dari bentuk tubuh, perilaku, serta analisis secara genetik. Serupa tapi tak sama!

Dari keseluruhan spesies burung di Indonesia, 15 persen di antaranya merupakan burung migran sedangkan sisanya (85 persen) residen.

Kebanyakan dari mereka bermigrasi pada jalur Terbang Asia Timur-Australasia atau East Asian-Australasian Flyway yang merupakan jalur migrasi burung paling penting di dunia.

Kapinis rumah (Apus nipalensis) dianggap tidak lagi tersebar secara alami di Indonesia. Ini menyebabkan jumlah spesies burung di Indonesia berkurang satu. | Foto: Derek Keats/Wikimedia Commons

Perubahan Status Konservasi terhadap 30 Spesies

Conservation Partnership Adviser Burung Indonesia, Ria Saryanthi, menjelaskan bahwa terjadi juga perubahan status keterancaman terhadap 30 spesies burung.

Rinciannya, 18 spesies burung mengalami penurunan status, ini artinya kondisi mereka membaik, sedangkan 12 spesies mengalami peningkatan status dalam artian kondisi konservasi memburuk.

Spesies yang mengalami perubahan nyata (genuine change) di lapangan adalah pecuk-ular asia (Anhinga melanogaster) dan ibis cucuk-besi (Threskiornis melanocephalus). Statusnya yang semula mendekati terancam punah (near threatened), berubah menjadi risiko rendah (least concern) pada 2024. Dengan perubahan status ini, berarti populasi mereka di alam membaik.


Pecuk-ular asia (Anhinga melanogaster) tinggal di habitat genangan air, danau atau sungai besar. Ikan, katak, atau kadal air adalah mangsa utamanya. | Foto: Burung Indonesia/Achmad Ridha Junaid


Lalu, bagaimana dengan 16 lain spesies yang mengalami penurunan status di IUCN?


Kawan Satwa, 16 spesies lainnya, termasuk celepuk banggai (Otus mendeni), status keterancamannya dipengaruhi oleh ketersediaan data atau informasi baru.

Setelah dilakukan peninjauan ulang oleh Burung Indonesia, ternyata spesies ini dapat sering dijumpai di sejumlah sejumlah lokasi di berbagai tipe habitat. Statusnya yang semula rentan (vulnerable) kini berubah menjadi mendekati terancam punah (near threatened).

Status elang flores (Nisaetus floris) yang semula sangat terancam punah (critically endangered) mengalami kenaikan populasi sehingga statusnya menurun menjadi terancam punah (endangered).


Elang flores (Nisaetus floris) yang status konservasinya menurun, dari critically endangered menjadi endangered. | Foto: Burung Indonesia/Barend van Gemerden

Namun, ada pula 12 spesies yang mengalami kenaikan status keterancaman.

Kebanyakan jenis burung pantai seperti keluarga trinil antara lain trinil pembalik batu (Arenaria interpres), trinil-lumpur paruh-panjang (Limnodromus scolopaceus) yang status semula risiko rendah (least concern) menjadi mendekati terancam punah (near threatened). Ada pula trinil kaki-kuning (Tringa flavipes) yang semula berstatus risiko rendah (least concern) naik menjadi rentan (vulnerable).

Spesies-spesies ini merupakan burung migran yang bergantung pada lahan basah. Hilangnya habitat mereka karena reklamasi pesisir dan gangguan manusia selama fase migrasi menyebabkan populasi mereka menurun.

Seiring dengan dilakukannya pendataan terbaru mengenai populasi burung di Indonesia, dukungan Kawan Satwa dalam menjaga alam juga akan berpengaruh untuk keberlangsungan hidup mereka.

Yuk, kita turut berperan menjaga alam!

Tags :
Burung Indonesia status burung Indonesia Red List daftar merah satwa liar burung liar
Writer: Atika Byputri
Pos Terbaru
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25