[caption id="attachment_19026" align="aligncenter" width="1024"] Sirip penyu milik Made J yang dilubangi dan diikat oleh tali rafia. | Foto: I Wayan Sui Suadnyana/detikBali[/caption]
Gardaanimalia.com - BKSDA Bali tunda pemberian izin cek kesehatan untuk 21 ekor penyu hijau (Chelonia mydas) hasil sitaan Ditpolairud Polda Bali.
Hal ini membuat Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) belum bisa periksa kesehatan puluhan satwa langka itu.
"Kami belum bisa melakukan pemeriksaan kesehatan 21 penyu hijau tersebut. BKSDA Bali belum mengizinkan," ungkap Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso, Kamis (11/5/2023).
Hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono. Penundaan karena kondisi para penyu hijau yang masih stres dan tidak mau makan.
"Kemarin kan mau diperiksa sama dokter hewan, tidak saya izinkan. Nanti diangkat-angkat malah tambah stres lagi," kata Sumarsono.
Ia juga khawatir rencana pengambilan sampel darah oleh dokter hewan justru akan memperparah kondisi satwa-satwa liar itu.
"Memang, seharusnya yang paham cuma dokter hewan. Tapi kalau dokter hewannya enggak paham juga, terus bagaimana?" tanya Sumarsono.
Dia menuturkan, sebelumnya dokter hewan lakukan observasi sambil mengangkat-angkat reptil itu. Lalu, observasi dengan cara yang sama dilakukan kembali selang berapa hari kemudian.
Melihat hal itu, Sumarsono memutuskan untuk hentikan sementara kegiatan pemeriksaan.
"Akhirnya, saya tidak bolehkan. Pengalaman kami, kalau penyu belum makan itu didiamkan saja. Jangan diapa-apakan," kata Sumarsono.
Dia jelaskan, kasus kali ini lebih sulit ditangani karena puluhan satwa air ini sudah berminggu-minggu berada di darat. Oleh karena itu, mereka jadi lebih sulit untuk pulih.
"Itu yang dokter hewan enggak paham. Ditangkapnya di mana pun mereka (dokter) tidak tanya," ujar Sumarsono.
BPSPL Usul Tes DNA Penyu Hijau
[caption id="attachment_19025" align="aligncenter" width="847"]