BKSDA Kalimantan Selatan Lepasliarkan Ribuan Burung Kicau

Gardaanimalia.com - Sebanyak 1.324 ekor burung kicau dari berbagai jenis dilepasliarkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan di tiga lokasi yang berbeda, Kamis (17/6).
Pelepasliaran tersebut dilaksanakan bersama para pihak di tiga lokasi, yaitu areal hutan Batalyon Infanteri 623, Kawasan Tahura Sultan Adam dan Taman Wisata Alam Pulau Bakut.
Lebih dari seribu burung kicau yang dikembalikan ke alam liar tersebut merupakan hasil dari penegakan hukum yang dilakukan oleh Lanal Banjarmasin, kemudian barang bukti diserahkan kepada BKSDA Kalimantan Selatan.
Adanya tiga lokasi pelepasliaran dikarenakan pemilihan lokasi habitat tersebut disesuaikan dengan karakter tempat tinggal masing-masing dari burung kicau.
Selain ketersediaan sumber pakan dan air, keamanan dari gangguan manusia juga menjadi pertimbangan pemilihan lokasi. Karena perburuan dan hilangnya habitat akibat alih fungsi hutan masih menjadi ancaman serius bagi satwa liar.
Dalam keterangan tertulis, Minggu (19/6), Kepala BKSDA Kalimantan Selatan, Mahrus Aryadi mengatakan bahwa ada beberapa hal yang mengancam kehidupan satwa liar, salah satunya adalah praktik perdagangan ilegal.
"Saat ini kita menghadapi tantangan yang lebih besar dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati, termasuk burung," ungkapnya.
Selama ini, Mahrus menilai, upaya konservasi sudah banyak dilakukan, namun tekanan terhadap habitat alami dan eksploitasi yang tidak ramah lingkungan yang semakin meningkat menjadi ancaman serius.
Sementara, dirinya melihat bahwa burung sebagai salah satu taksa paling beraneka ragam di muka bumi ini memegang peranan penting pada sebuah ekosistem.
Beberapa jenis burung pemakan buah menjadi penyebar biji yang penting di hutan, serta mendukung proses regenerasi hutan yang berkelanjutan.
Kemudian, lanjut Mahrus, burung-burung pemangsa menjadi pengendali populasi satwa lain di alam, khususnya berbagai jenis hama pertanian.
Ada juga burung-burung penghisap nektar yang berperan penting dalam penyerbukan, burung pemakan serangga yang mengendalikan hama dan vektor penyakit, serta pemakan ikan yang menjadi indikator kesehatan lingkungan perairan.
"Dan masyarakat kita mempunyai kegemaran memanfaatkan satwa liar sebagai peliharaan. Apalagi jenis burung kicau ini," ujarnya mengingat burung kicau memiliki peran penting di alam dan perlu dilestarikan.
Ia melanjutkan, dalam pemanfaatan satwa tersebut masyarakat harus memperhatikan faktor keseimbangan. "Keseimbangan yang kita maksud adalah seimbang antara kebutuhan yang diperlukan oleh manusia dan seimbang dengan keberadaan populasinya di alam," paparnya.
Mahrus berharap, semoga burung-burung yang dilepasliarkan bisa berkembang biak dan menjaga harmonisasi alam dan lingkungan hidup.
Adapun jenis-jenis burung yang dilepasliarkan berupa 12 ekor burung beo atau tiong emas (Gracula religiosa), 475 ekor cica daun besar (Chloropsis sonnerati), 28 ekor burung pleci atau kacamata jawa (Zosterops flavus).
Selain itu, ada 34 ekkor serindit melayu (Loriculus galgulus), 60 ekor gelatik jawa (Lonchura oryzivora), 425 ekor burung jalak kebo (Acridotheres javanicus), 84 ekor kapas tembak atau merbah belukar (Pycnonotus plumosus).
Sebanyak 3 ekor burung murai (Copsychus malabaricus), 110 ekor burung tledekan (Cyornis banyumas), 18 ekor burung kacer (Copsychus saularis), 41 ekor burung manyar (Passeriformes sp.), 34 ekor burung lincang (Pycnonotus atriceps).

Akan Dibawa ke Pulau Jawa, 34 Burung Diamankan di Sampit
24/03/25
Teka-Teki Keberadaan Baza Hitam si Predator Cilik
21/03/25
FLIGHT: Penyelundupan Burung Kicau sudah Seperti Minum Obat, Tiga Kali Sehari!
13/03/25
Burung-Burung Migran di Pantai Sasa dan Masa Depan Mereka
07/03/25
Empat Ekor Kakatua dari Seram Gagal Dibawa menuju Pulau Ambon
20/02/25
Petugas Gagalkan Penyelundupan Burung di Pelabuhan Laut Sorong
05/11/24
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh

FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban

Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi

Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng

FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!

Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser

Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik

Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu

Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
![Berpacu dengan Kepunahan [3]](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1742879417_fd2dc5f16700a5b9fff5.jpg)
Berpacu dengan Kepunahan [3]
![Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1742875241_b9bd802809c6c35df99a.jpg)
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
![Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1742875243_39937082cc8949808434.jpg)
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]

Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi

Dua Opsetan Tanduk Rusa Diamankan di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon

Akan Dibawa ke Pulau Jawa, 34 Burung Diamankan di Sampit

FATWA: Komodo Malas Merantau!

Petugas Gabungan Sita 72 Satwa Dilindungi di Mimika

Buntut Konflik di Riau, Harimau Masuk Boxtrap untuk DIevakuasi

Teka-Teki Keberadaan Baza Hitam si Predator Cilik

Gakkum Beroperasi, Puluhan Tengkorak Satwa Liar jadi Barang Bukti
